Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Likuiditas Terjaga, BRI (BBRI) Optimistis Kredit Tumbuh hingga 12 Persen

Dengan kondisi likuiditas yang terjaga, BRI (BBRI) meyakini bisa membukukan pertumbuhan kredit hingga 12 persen pada tahun ini.
Kode Bank BRI/iStock
Kode Bank BRI/iStock

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) optimistis pihaknya dapat mencapai target penyaluran kredit yang telah ditetapkan pada kisaran 10 hingga 12 persen hingga akhir 2023 mendatang.

Direktur Utama BBRI Sunarso menuturkan bahwa optimisme tersebut juga didukung oleh kemampuan BBRI dalam memacu ekspansi kredit.

"Loan to deposit ratio [LDR] BRI sampai kuartal I/2023 tercatat sebesar 84,9 persen," ujarnya dalam Webinar Investalk pada minggu lalu.

Sunarso menambahkan, posisi tersebut dapat membawa BRI memiliki kecukupan likuiditas untuk terus dapat memacu pertumbuhan kredit secara atraktif.

Adapun, hingga kuartal I/2023 BBRI tercatat telah menyalurkan kredit Rp1.180,12 triliun pada kuartal I/2023, tumbuh 9,7 persen secara tahunan (year on year/yoy). 

Pertumbuhan kredit tersebut bahkan telah mendekati target pertumbuhan kredit secara full year pada 2023 yang dipatok pada level 12 persen.

Untuk terus memacu pertumbuhan kredit, Sunarso menyebut pihaknya akan berkomitmen untuk melakukan manajemen risiko yang kuat guna menjaga kualitas aset perseroan.

"Alhamdulillah rasio kredit berisiko (loan at risk/LAR) kita terus menurun dari tahun 2020 LAR kita 28 persen sekarang sudah turun menjadi 16,4 persen," ujarnya. 

Sementara itu, BRI menyebut bahwa pihaknya telah menyiapkan pencadangan apabila LAR jatuh menjadi kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) mencapai 49,2 persen.

"Padahal sebenarnya secara historical LAR yang benar-banar jatuh menjadi NPL besarannya tidak lebih dari 10 persen. Kita sudah cadangkan 4 hingga 5 kali dari potensi terjadinya NPL. Artinya bantalan kita cukup kuat dan aman apabila terjadi pemburukan kualitas kredit," pungkasnya.

Di samping itu, BBRI juga menargetkan rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) akan dijaga di level 7,7 persen hingga 7,9 persen sepanjang 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper