Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Pelat Merah Rajin Cari Dana Lewat Obligasi Hijau

Bank-bank BUMN semakin gencar mencari dana segar melalui penerbitan obligasi hijau atau green bond. 
ilustrasi obligasi dan saham
ilustrasi obligasi dan saham

Bisnis.com, JAKARTA — Bank pelat merah atau bank BUMN, seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) rajin mencari dana segar melalui penerbitan obligasi hijau atau green bond

Terbaru, Bank Mandiri berencana menerbitkan surat utang obligasi berwawasan lingkungan berkelanjutan I tahap I 2023 atau green bond dengan target indikatif Rp5 triliun pada Juni 2023 mendatang.

Green bond Bank Mandiri akan diterbitkan dan ditawarkan kepada masyarakat dalam tiga seri. Pertama, seri A yang ditawarkan untuk jangka waktu 370 hari kalender dengan kisaran kupon 5,5 persen sampai 6 persen. 

Kedua, seri B jangka waktu 3 tahun dengan kisaran kupon 5,75 persen sampai 6,50 persen. Ketiga, seri C selama 5 tahun dengan kisaran kupon 5,95 persen sampai 6,95 persen.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, penerbitan green bond ini menjadi salah satu inisiatif strategis guna memperkuat struktur pendanaan dalam mendukung rencana ekspansi bisnis. Green bond juga masuk dalam kerangka implementasi rencana aksi keuangan berkelanjutan (RAKB) Bank Mandiri pada pilar sustainable banking.

“Penerbitan green bond merupakan salah satu inisiatif yang mempertegas konsistensi Bank Mandiri dalam penerapan keuangan berkelanjutan," katanya, dikutip Rabu (24/5/2023).

Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) telah lebih dulu menggenjot pendanaan melalui green bond. Pada tahun lalu, BRI menerbitkan green bond senilai Rp5 triliun yang merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB). 

Total target dana yang akan dihimpun dari penerbitan green bond itu sebesar Rp15 triliun dan dilakukan bertahap selama 3 tahun, dari 2022 hingga 2024.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, potensi pendanaan melalui green bond masih sangat besar.

"Hal ini tercermin dari penerbitan tahap pertama green bond pada tahun lalu yang mendapatkan kelebihan permintaan [oversubscribed] sebanyak 4,4 kali," kata Aestika kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper