Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Crazy Rich Indonesia 2020, Bertambah Tajir Meski Diadang Covid-19

Empat taipan dalam posisi lima besar orang terkaya Indonesia periode 2020 mampu menambah tebal pundi-pundi kekayaan bersih atau net worth di tengah pandemi Covid-19 berkat bisnis yang terdiversifikasi ke berbagai lini.

Bisnis.com, JAKARTA — Forbes merilis laporan orang terkaya Indonesia 2020 di tengah kondisi penyebaran Covid-19 yang belum terkendali serta telah menghempaskan Indonesia ke jurang resesi pertama sejak krisis keuangan Asia pada 1997.

Daftar 50 orang terkaya Indonesia dikeluarkan oleh Forbes pada 9 Desember 2020 atau sembilan bulan sejak pemerintah RI mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Tanah Air.

Data Bloomberg menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) menyentuh level terendah periode 2020 di posisi 3.937,632 pada 24 Maret 2020. Kepanikan investor membuat ratusan emiten penghuni Bursa Efek Indonesia (BEI) menghadapi tekanan jual.

Koreksi itu telah membuat kapitalisasi pasar sejumlah emiten menguap termasuk afiliasi taipan Indonesia yang tersebar di berbagai sektor usaha. Forbes melaporkan lebih dari setengah 50 orang terkaya di Indonesia mengalami penurunan nilai kekayaan bersih atau net worth secara tahunan pada 2020.

Kendati demikian, Forbes mencatat kekayaan kolektif konglomerat atau crazy rich Indonesia itu hanya turun 1,2 persen dari daftar tahun lalu menjadi US$133 miliar.

Posisi lima besar masih dihuni oleh Robert Budi Hartono dan Michael Hartono yang diikuti oleh Keluarga Widjaja, Prajogo Pangestu, Anthoni Salim, dan Sri Prakash Lohia. Anthoni menjadi pendatang baru setelah mampu menggeser Susilo Wonowidjojo yang melorot ke urutan keenam.

Hartono bersaudara mempertahankan posisi pertama yang telah dihuni selama belasan tahun. Total kekayaan bersih pemilik Grup Djarum itu mencapai US$38,8 miliar per 9 Desember 2020.

Sumber kekayaan terbesar keduanya masih berasal dari investasi di PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Selain itu, jaring usaha keduanya juga tersebar mulai dari sektor telekomunikasi melalui PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) hingga merek elektronik Polytron.

Keluarga Widjaja, pemegang konglomerasi Grup Sinarmas, menambah pundi-pundi kekayaan bersih US$2,3 miliar menjadi US$11,9 miliar per 9 Desember 2020. Kelompok usaha itu mewarisi kerajaan bisnis Eka Tjipta Widjaja yang telah meninggal dunia pada 2019.

Bisnis Eka Tjipta dimulai dengan berjualan biskuit saat remaja. Kini, Grup Sinarmas memiliki pilar di bidang kertas, real estat, jasa keuangan, agribisnis, dan telekomunikasi.

Selanjutnya, Prajogo Pangestu masih bertahan di posisi ketiga meski kekayaan bersihnya menyusut 21 persen menjadi US$6 miliar. Pasar petrokimia yang melemah menjadi penyebab.

Anthoni Salim merangsek naik dengan kenaikan kekayaan dari US$5,5 miliar pada 2019 menjadi US$5,9 miliar tahun lalu. Dia menjadi nahkoda Grup Salim yang dikenal sebagai produsen mi instan terbesar di dunia.

Gurita bisnis Grup Salim tersebar mulai dari perbankan, makanan, infrastruktur, hingga telekomunikasi. Kerajaan bisnis yang dibangun Liem Sioe Liong atau Sudono Salim itu juga memiliki saham di perusahaan investasi, First Pacific, yang terdaftar di Hong Kong serta memiliki aset hingga US$21,9 miliar di enam negara.

Sementara itu, Sri Prakash Lohia mempertahankan posisi kelima orang terkaya Indonesia serta net worth US$5,6 miliar akhir 2020. Kekayaannya sebagian besar berasal dari produksi polyethylene terepthalate (PET) dan petrokimia lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper