Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

34 Persen Warga DKI Ragukan Kemanjuran Vaksin Covid-19

Temuan itu berarti menganggap vaksin Covid-19 belum mampu melindungi dari infeksi Covid-19
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani meninjau pelaksanaan vaksinasi Gotong Royong di Jakarta, Rabu (19/5/2021)./Antara
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani meninjau pelaksanaan vaksinasi Gotong Royong di Jakarta, Rabu (19/5/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — LaporCovid-19 menemukan ada sekitar 34 persen masyarakat DKI Jakarta yang meragukan kemanjuran vaksin Covid-19 yang tengah diberikan oleh pemerintah saat ini.

Temuan itu diperoleh dari hasil survei selama dua pekan dari tanggal 30 April hingga 15 Mei 2021 yang diikuti oleh 57.231 responden yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta. Namun, hanya 47.457 responden yang menyelesaikan survei dan tervalidasi.

“34 persen responden [16.102 orang] yang khawatir terhadap kemanjuran vaksin Covid-19, yang artinya menganggap vaksin Covid-19 belum mampu melindungi dari infeksi Covid-19,” kata kolaborator ahli LaporCovid-19 Dicky Pelupessy dalam keterangan virtual, Minggu (13/6/2021).

Sementara, 32 persen responden atau sebanyak 14.889 warga takut akan efek samping vaksin atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

“Menariknya, mereka yang berusia 50-60 tahun (pra-lansia), dengan pekerjaan TNI/POLRI dan tenaga kesehatan merupakan kelompok yang tertinggi memiliki kekhawatiran terkena efek samping vaksin Covid-19,” kata dia.

Sebagian besar responden adalah lulusan SMA (53,8 persen) dan Sarjana (13,6 persen), Ibu Rumah Tangga (42,8 persen), Pekerja Swasta (15,48 persen) dan Pekerjaan Lain sebesar 10,9 persen saja.

Dari sisi risiko kesehatan terhadap infeksi Covid-19, 70,95 persen responden mengaku tidak memiliki komorbiditas. Survei dilakukan secara online dengan penarikan sampel menggunakan metode Convenience Sampling. Penyebaran survei dibantu oleh Biro Tata Pemerintahan DKI Jakarta dan jaringan komunitas warga.

“Untuk mempelajari hambatan dan faktor yang mendorong warga DKI untuk divaksinasi, kami menggunakan pendekatan Health Belief Model yang mengukur kecenderungan umum kekhawatiran, kerentanan, hambatan, dan manfaat vaksinasi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper