Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anies Sebut Situasi Covid-19 DKI Masuki Fase Genting, Benarkah? Ini Datanya

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan situasi penyebaran Covid-19 di Ibu Kota saat ini membutuhkan perhatian ekstra.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan kondisi Covid-19 DKI Jakarta. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan kondisi Covid-19 DKI Jakarta. JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kembali penerapan pembatasan kegiatan masyarakat berskala mikro (PPKM Mikro) hingga 28 Juni 2021. Hal itu dilakukan karena penyebaran Covid-19 di Ibu Kota memasuki fase genting.

“Ibu Kota kini dalam kondisi yang memerlukan perhatian ekstra. Bila kondisi sekarang tak terkendali, kita akan masuk fase genting, dan jika fase itu terjadi, maka kita harus ambil langkah drastis seperti yang pernah dialami bulan September dan Februari tahun lalu,” kata Anies melalui keterangan resmi, Selasa (15/6/2021). 

Anies menyatakan kondisi saat ini harus membuat seluruh pihak semakin waspada dan menyadari akan bahaya Covid-19 dan mutasinya. Dengan demikian, masyarakat mesti disiplin dan mengikuti seluruh peraturan PPKM Mikro yang telah ditentukan.

Benarkah kondisi penyebaran Covid-19 di Jakarta memasuki fase genting?

RS Nyaris Penuh

Keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio/BOR) untuk pasien Covid hingga saat ini di DKI Jakarta hampir penuh, menyusul lonjakan kasus virus asal Wuhan China itu di Ibu Kota dalam beberapa waktu belakangan ini.

Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta dalam laman corona.jakarta.go.id, Selasa (15/6), tingkat keterisian tempat tidur di seluruh RS rujukan Covid-19 di Jakarta nyaris penuh.

Adapun, data keterisian tempat tidur di RS Covid-19 ini terbagi dalam enam jenis mulai dari ICU tekanan negatif, ICU tanpa tekanan negatif, kamar isolasi, PICU/NICU/Perina khusus Covid-19, OK khusus Covid-19, dan HD khusus Covid-19.

Adapun, data keterisian tempat tidur di RS rujukan Covid-19 DKI berdasarkan data pada Selasa (15/6) pukul 20.00 WIB adalah:

ICU Tekanan Negatif
Dengan Ventilator: tersedia 24 tempat tidur dari 227 kasur, sisa kapasitas 11 persen
Tanpa Ventilator: tersedia 28 tempat tidur dari 87 kasur, sisa kapasitas 32 persen

ICU Tanpa Tekanan Negatif
Dengan Ventilator: tersedia 30 tempat tidur dari 102 kasur, sisa kapasitas 29 persen
Tanpa Ventilator: tersedia 9 tempat tidur dari 47 kasur, sisa kapasitas 19 persen

Kamar Isolasi
Isolasi Tekanan Negatif: tersedia 301 tempat tidur dari 1.361 kasur, sisa kapasitas 22 persen
Isolasi Tanpa Tekanan Negatif: tersedia 403 tempat tidur dari 1.869 kasur, sisa kapasitas 22 persen

PICU/NICU/Perina khusus Covid-19
PICU Covid-19: tersedia 10 tempat tidur dari 21 kasur, sisa kapasitas 48 persen
NICU Covid-19: tersedia 11 tempat tidur dari 27 kasur, sisa kapasitas 41 persen
Perina: tersedia 67 tempat tidur dari 111 kasur, sisa kapasitas 60 persen

OK Khusus Covid-19
Dengan Ventilator: tersedia 1 tempat tidur dari 19 kasur, sisa kapasitas 5 persen

HD Khusus Covid-19
Dengan Ventilator: tersedia 1 tempat tidur dari 24 kasur, sisa kapasitas 4 persen.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebelumnya menyampaikan bahwa ketersediaan tempat tidur isolasi di Jakarta saat ini sudah mencapai 78 persen dan keterisian tempat tidur di ICU mencapai 71 persen.

"BOR kita juga naik signifikan per 14 Juni, kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.341 terisi 5.752 atau sudah menyentuh 78 persen hanya dalam dua minggu dan ICU sebesar 1.086 terisi 773 atau 71 persen," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti dalam keterangannya di Jakarta, Senin (14/6/2021).

Widyastuti menyebut keterisian tempat tidur isolasi tersebut 25 persennya diisi oleh warga luar DKI Jakarta.

Dia mengatakan, Pemprov DKI berupaya melakukan langkah antisipasi untuk menekan jumlah pasien Covid-19. Salah satu langkah yang dilakukan ialah dengan menggandeng berbagai pihak untuk menambah BOR.

"Kami bekerja sama dengan pusat, dengan BNPB seperti Rusun Nagrak Cilincing, Wisma PMII dan Wisma Ragunan yang nantinya akan digunakan sebagai fasilitas tambahan bila Wisma Atlet mengalami lonjakan pasien," jelasnya.

Kasus Aktif

Selama dua minggu ini, Dinkes DKI Jakarta juga mencatat kenaikan signifikan kasus aktif Covid-19. Per 14 Juni 2021, kasus aktif Covid-19 di Jakarta nyaris menembus 20.000 kasus atau tepatnya 19.096 kasus atau naik 9.000-an kasus.

Jumlah kasus aktif terus meningkat, pada hari ini Selasa (15/6) kasus aktif Covid-19 tercatat mencapai 19.244 kasus.

Selain itu, positivity rate di Jakarta juga naik signifikan yaitu di angka 17,9 persen per 14 Juni 2021. Pada hari ini, angka positivity rate kembali naik yaitu mencapai 18,4 persen.

Pada hari ini, Widyastuti mengungkapkan bahwa kasus Covid-19 di DKI Jakarta bertambah 1.502 kasus sehingga total kasus positif di Ibu Kota menjadi 452.295 kasus. 

Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 425.417 dengan tingkat kesembuhan 94,1 persen, dan total 7.634 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,7 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,8 persen.  

Menurut Widyastuti, kondisi penyebaran Covid-19 di Ibu Kota kian mengkhawatirkan karena adanya beberapa varian baru mutasi virus Corona.

Dia menyebut ada beberapa varian yang harus diwaspadai, terutama varian Delta B1617.2 dari India yang sudah bertransmisi di Jakarta.

Instruksi Presiden Jokowi

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tiga pesan utama kepada jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DKI Jakarta terkait ledakan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Ibu Kota selama dua pekan terakhir.

Tiga pesan dari Presiden Jokowi itu diungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria seusai menghadiri Rapat Paripurna di DPRD DKI Jakarta, Selasa (15/6/2021).

“Di antaranya pesan pak Presiden, implementasi di lapangan ditambahkan, dikuatkan seperti dulu ada penjagaan, pengetatan,” kata Ariza.

Selain itu, Ariza menambahkan, Jokowi meminta penggunaan masker di wilayah Ibu Kota perlu ditingkatkan lagi persentasenya. Lantaran, Jokowi berpendapat pengunaan masker ini dinilai berhasil menyelamatkan sekitar 98 persen nyawa.

“Yang ketiga pesan bapak presiden, agar segera mempercepat program vaksinasi di Jakarta, ditargetkan sampai akhir Agustus mencapai 7,5 juta dosis,” ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga menargetkan kekebalan komunal (herd immunity) terbentuk di DKI Jakarta pada Agustus mendatang.

Untuk mengejar target tersebut, Jokowi memerintahkan Pemprov DKI Jakarta untuk memastikan vaksin Covid-19 diberikan kepada 100.000 orang per hari.

"Ini memang target yang sangat ambisi tapi mau tidak mau kita harus menuju ke sana untuk mencapai kekebalan komunal, herd immunity," kata Jokowi usai memantau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kelurahan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (14/6/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper