Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkes: Per 15 September Ada 20 Kasus Hepatitis Akut di DKI Jakarta

Sementara di DKI Jakarta, Kemenkes, pada Jumat (16/9/2022) menyebutkan menyebutkan, per 15 September 2022 ada total 20 kasus.
Ilustrasi seorang anak dirawat akibat hepatitis akut misterius/WHO
Ilustrasi seorang anak dirawat akibat hepatitis akut misterius/WHO

Bisnis.com, JAKARTA - Kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya sejak pertengahan tahun 2022 terus berkembang. Hingga 8 Juli lalu, berdasarkan data WHO, ada 1.010 kasus probable hepatitis akut dari total 35 negara, yang belum diketahui penyebabnya.

WHO menyebut, dari 1.010 kasus tersebut, 5% diantaranya membutuhkan transplantasi hati serta 2% diantaranya meninggal dunia. Penyumbang kasus terbanyak di duduki oleh Eropa dengan jumlah kasus 484 kasus, lalu Amerika dengan 435 kasus.

Sementara di DKI Jakarta, Kementerian Kesehatan RI melalui juru bicaranya, dr. Mohammad Syahril dalam konferensi pers virtual pada Jum'at (16/9/2022) menyebutkan, per 15 September 2022 ada total 20 kasus.

Rinciannya, sebanyak 12 pasien dengan status probable, 3 pasien pending dan 20 pasien dengan status discarded.
Klasifikasi probable berarti hepatitis akut (virus non hepatitis A-E) yang pada saat pemeriksaan di laboratorium, tidak ada hepatitis A sampai E. Lalu dengan enzim SGOT atau SGPT di atas 500 unit per liter dan berusia di bawah 16 tahun.

Selanjutnya klasifikasi pending, yang berarti sedang menunggu hasil pemeriksaan untuk hepatitis A hingga E dari laboratorium. Namun, pasien dengan klasifikasi pending memiliki jumlah enzim SGOT atau SGPP sudah di atas 500 UI/L dan di bawah usia 16 tahun, sama seperti klasifikasi probable.

Terakhir, klasifikasi discarded, yaitu pasien yang tidak tergolong dalam dua klasifikasi lainnya. Tergolong dengan hepatitis A-E, namun dengan etiologi yang lain.

Saat ini, laboratorium yang tersedia untuk pemeriksaan hepatitis akut sudah tersedia sebanyak 33 laboratorium, dengan kapasitas pemeriksaan hepatitis E. Tiga diantaranya berada di Jakarta, yaitu di RSPI Sulianti Saroso, RSUPN dr Cipto Mangunkusumo, dan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper