Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keselamatan Nuklir: Korsel Desak Pembentukan Kelompok Konsultatif

Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mendesak pembentukan kelompok konsultatif keselamatan nuklir di Asia Timur Laut.
Reaktor nuklir Korsel di wilayah Busan/Reuters
Reaktor nuklir Korsel di wilayah Busan/Reuters

Bisnis.com, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mendesak pembentukan kelompok konsultatif keselamatan nuklir di Asia Timur Laut.

Dalam keterangannya hari ini, Jumat (15/8/2014), dia menjelaskan bahwa jumlah pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah tersebut cukup banyak sehingga muncul kekhawatiran publik atas keselamatan.

Korea Selatan mengoperasikan 23 reaktor yang memasok sekitar sepertiga dari energi negara, tapi setelah kejadian di Fukushima, Jepang, uji coba nuklir Korea Utara, dan serangkaian skandal nuklir dalam negeri, telah meningkatkan kekhawatiran masyarakat tentang radiasi nuklir.

"Asia Timur Laut adalah tempat di mana adanya pembangkit listrik tenaga nuklir terpadat," kata Park seperti dikutip Reuters.

Dia menyarankan China, Jepang, dan Korea Selatan memimpin pembentukan badan konsultasi keselamatan nuklir tersebut sepanjang garis Eropa Euratom, yang mengkoordinasikan penelitian dan menjamin keamanan pasokan energi atom.

Dia menambahkan Amerika Serikat, Rusia, Korea Utara dan Mongolia juga bisa bergabung dengan grup ini.

Seoul telah berada di bawah tekanan untuk memotong ketergantungan pada tenaga nuklir sejak akhir 2012 ketika serangkaian skandal keamanan menyebabkan penutupan beberapa reaktor.

Pada Januari tahun ini, Korea Selatan secara resmi menetapkan target yang lebih rendah untuk tenaga nuklir, tapi masih berencana untuk menggandakan kapasitas nuklirnya selama dua dekade berikutnya.

Pengawas nuklir Korea Selatan juga berencana meminta Jepang untuk berbagi informasi untuk mencegah bahan radioaktif yang ditransfer antarnegara setelah beberapa potongan baja dari Jepang ditemukan terkontaminasi radiasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lucky Leonard
Editor : Saeno
Sumber : reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper