Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belajar dari Kemajuan Ekonomi Korea Selatan (I)

Di kota Seoul, tiap jengkal sudah berdiri gedung pencakar langit dengan lampu gemerlap di malam hari. Moda transportasi modern seperti kereta api bawah tanah, pusat perbelanjaan megah, jembatan panjang, jalan tol, mengundang kekaguman para pelancong dari seluruh dunia.
Irman Gusman ketika berkunjung ke Korea Selatan. / Bisnis-yus
Irman Gusman ketika berkunjung ke Korea Selatan. / Bisnis-yus

JELANG Selasa dini hari, waktu itu menunjukkan pukul 23.30 WIB 17 November, rombongan kecil Dewan  Perwakilan Daerah dipimpin langsung oleh Ketua DPD Irman Gusman (Sumatra Barat), sedang bersiap meninggalkan bandara internasional Soekarno-Hatta menuju bandara internasional Incheon, Seoul, menumpang pesawat A330-200 Garuda Indonesia.

 

Tak lama setelah meninggalkan landasan Soekarno-Hatta, mata langsung terpejam meski masih terjaga-jaga karena panjangnya perjalanan, 6,5-7 jam. Tiga anggota DPD lainnya, Mohammad Saleh (Bengkulu), Bahar Ngitung (Sulawesi Selatan), Habib H.Said Ismal (Kalimantan Tengah), Sudarsono Hardjosoekarto (Sekjen DPD RI)  dan 10 anggota rombongan lainnya termasuk 4 wartawan di dalamnya, juga mencoba memejamkan mata demi menjaga stamina untuk paginya harinya.

 

Maklum saja, jadwal di pagi harinya sangat padat, tidak ada waktu jeda untuk beristirahat. Benar saja, begitu tiba di bandara Incheon, tanpa jeda sekalipun untuk menitip barang bawaan ke hotel, rombongan langsung mengikuti rangkaian kegiatan yang sudah diagendakan.

 

Pada hari pertama , 18 November, delegasi DPD RI melakukan sejumlah pertemuan dengan beberapa pihak a.l. Kwangsuk Song (President grup media The Kyeongin Ilbo), Kyung Pil Nam (Gubernur Provinsi Kyonggi-do), Jae Keun Ahn (Executive Vice President Samsung Electronics), Chung Ui Hwa (Ketua Parlemen Korsel).

 

Hari kedua, mengikuti pertemuan dengan 100 CEO, 1.000 direktur/manajemen se-Korsel, pertemuan dengan Chairman Lotte Dongbin Shin, pertemuan dengan Chairman Korea Intellectual Property Commercialization Council Jonghyun Kim.

 

Di hari ketiga, berkunjung ke Urban Digital Theme Park yang dikelola oleh T1Systems Co.Ltd. Begitu irama kegiatan hingga hari terakhir rombongan di Seoul, 21 November.

 

“Mohon maaf ya jika selama di sini, anda kecapekan mengikuti agenda kegiatan kami yang sangat padat. Kita ingin menunjukkan ke mereka [pihak tuan rumah Korsel], orang Indonesia itu gila kerja, tidak kenal waktu. Mereka sampai berkomentar, kerja orang Indonesia lebih gila dari orang Korsel,” ungkap Irman Gusman.

 

Budaya kerja keras dan disiplin, memang menjadi kunci kemajuan Negeri Ginseng menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia, setelah tercabik-cabik perang Korea pada 1950-1953.

 

Sampai pada 1980-an, ekonomi Korsel sangat buruk jika dibandingkan dengan Indonesia, ketika itu produk domestik bruto (PDB)-nya baru US$64,4 miliar, Indonesia sendiri sudah US$86,3 miliar ditambah lagi dengan melimpah ruahnya kekayaan sumber daya alam.

 

“Leluhur kami mengajarkan biarlah perang saudara menjadi sejarah perjalanan negeri ini, tatap dan tentukan masa depan dengan kerja keras dan disiplin. Majukan negeri dengan kekuatan sendiri, tidak bergantung pada negara lain,” kata Hoon Kim, petinggi Asosiasi Pengusaha Korea Indonesia (Korindo).

 

Dan benar saja, filosofis hidup itu terus menempa rakyat Korsel dan pada akhirnya mulai membuahkan hasil nyata, sejak era 1980-an hingga saat ini. Kini, ekonomi Korsel tampil percaya diri di dunia global.

 

Mengutip data Dana Moneter Internasional (IMF) pada 2013, Direktur Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) BKPM di Seoul, Imam Soejoedi memaparkan PDB Korsel melompat sangat jauh dibandingkan era 1980-an, menjadi US$1,22 triliun, sudah melampaui PDB Indonesia yang tercatat US$867 miliar.

 

“Cadangan devisa Korsel juga sudah melampaui Indonesia, menembus US$346 miliar, Indonesia baru US$99,4 miliar,” ujarnya.

 

Tingkat kesejahteraan penduduk Korsel, tergambar nyata dari sisi pendapatan per kapitanya yang pada 2013 sebesar US$25.977, bandingkan dengan Indonesia yang baru US$3.590.

 

Di kota Seoul, tiap jengkal sudah berdiri gedung pencakar langit dengan lampu gemerlap di malam hari. Moda transportasi modern seperti kereta api bawah tanah, pusat perbelanjaan megah, jembatan panjang, jalan tol, mengundang kekaguman para pelancong dari seluruh dunia.

 

Jalan-jalan kota Seoul nyaris tidak pernah kosong dari pemandangan orang-orang Korsel berpenampilan modern dan modis, berlalu lalang di setiap waktu. Pokoknya, pemandangan sangat wah yang sulit kita dapatkan di Tanah Air kecuali di gedung-gedung perkantoran di kawasan Sudirman, Thamrin, Mega Kuningan.

 

“Kita tidak perlu malu untuk banyak belajar ke Korsel, mereka berhasil melakukan lompatan yang sangat jauh di berbagai kehidupan, terutama di bidang ekonomi dengan bermunculannya konglomerat kelas dunia seperti Samsung Electronics, Posco, Hyundai Morot Company, LG Electronics dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Irman.

Selengkapnya

Belajar dari Kemajuan Ekonomi Korea Selatan (I)

Belajar dari Kemajuan Ekonomi Korea Selatan (II)

Belajar dari Kemajuan Ekonomi Korea Selatan (III)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yusran Yunus
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bisnis Indonesia edisi 1/12/2014
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper