Kabar24.com, JAKARTA – China berupaya menyuarakan nada positif setelah delegasi pejabat ekonomi Pemeritahan Trump meninggalkan Beijing tanpa kesepakatan pada Jumat (4/5/2018). Negeri Panda kembali menegaskan bahwa AS tidak seharusnya membuat permintaan yang tidak beralasan.
Media nasional China memberikan penilaian positif untuk perundingan perdagangan dengan AS pekan lalu sambil menyebutkan Negeri Paman Sam seharusnya lebih rasional dan pragmatis. Sementara itu, Economic Information Daily melaporkan, Kementerian Perdagangan China tengah mempelajari langkah-langkah untuk mengabulkan beberapa permintaan AS.
“Kementerian Perdagangan tengah mempelajari perhitungan untuk menurunkan tarif impor terhadap produk makanan, farmasi, dan instrumen kesehatan,” kata sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya, seperti dikutipBloomberg, Senin (7/5/2018).
Adapun Wang Tao, Chief China Economist di UBS Group AG, menyampaikan, dalam beberapa bulan ke depan diharapkan perundingan ini terus berlanjut dan dapat menghasilkan pengaturan ulang menngenai proposal terkait tarif. Saat ini, sambungnya, China tampak mempercepat implementasi dalam mengumumkan untuk membuka dan mereformasi perekonomian domestiknya.
“Hasilnya, kami berharap dampak langsung untuk ekspor dan pertumbuhan ekonomi dari pengenaan tarif itu menjadi terbatas,” ujarnya.
Adapun China dijadwalkan akan merilis data perdagangan April pada Selasa (8/5/2018). Jing Ulrich, Wakil Direktur JPMorgan Chase & Co. untuk kawasan Asia-Pasifik menilai, perhitungan kebijakan perdagangan AS beberapa bulan ini dapat berdampak terhadap ekspor China di sepanjang 2018.
Perundingan selama dua hari antara AS dan China berakhir pada Jumat (4/5/2018) di Beijing dengan kesepakatan bahwa perundingan masih akan berlanjut. Sementara itu, ancaman tarif dari AS untuk China sebanyak US$150 miliar terhadap produk impor China masih berlaku.
Adapun daftar permintaan dari keduabelah pihak di dalam perundingan tersebut hanya semakin memperjelas posisi berseberangan antara AS dan China di dalam memandang perdagangan.
AS ingin agar China mengurangi surplus perdagangannya secara tahunan dengan AS sebesar US$200 miliar hingga akhir 2020 dan tidak membalas tarif yang diberlakukan AS. Selain itu, Negeri Paman Sam juga ingin agar China menghentikan pemberian subsidi atas produk teknologi dan menghentikan dukungan pemerintah untuk Made in China 2025 yang menargetkan dominasi global dalam industri strategis, seperti robotik dan kendaraan energi baru.
Sementara permintaan China adalah agar AS menghentikan investigasinya terkait akuisisi China terhadap perusahaan teknologi AS, menimbang ulang moratorium ekspor terhadap ZTE Corp dan mengangkat pelarangan ekspor sirkuit terpadu atas China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel