Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korsel-Korut, dan PBB Bahas Demiliterisasi Perbatasan Negara

Kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara, Korea Selatan dan Pimpinan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan mengadakan pertemuan tiga-arah pertama mereka untuk membahas demiliterisasi perbatasan antara kedua Korea.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in karena keduanya tiba untuk pertemuan antar-Korea di desa gencatan senjata Panmunjom, dalam bingkai masih diambil dari video, Korea Selatan 27 April 2018./Reuters
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in karena keduanya tiba untuk pertemuan antar-Korea di desa gencatan senjata Panmunjom, dalam bingkai masih diambil dari video, Korea Selatan 27 April 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara, Korea Selatan dan Pimpinan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan mengadakan pertemuan tiga-arah pertama mereka untuk membahas demiliterisasi perbatasan antara kedua Korea.

Para pemimpin kedua Korea bulan lalu mengesahkan pakta militer yang mencakup menghentikan latihan militer, zona larangan terbang di dekat perbatasan mereka dan penghapusan secara bertahap ranjau darat dan pos penjaga di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ).

Kantor berita Yonhap mengutip para pejabat kementerian itu menyebutkan, pertemuan pada Selasa waktu setempat akan mengevaluasi kemajuan dalam menghapus ranjau darat dan pos penjaga, penyesuaian peralatan pengawasan perbatasan, dan cara-cara untuk saling memverifikasi upaya demiliterisasi.

"Pertemuan tertutup itu akan diadakan di desa perbatasan Panmunjom dan dihadiri oleh tiga perwakilan dari masing-masing pihak, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataannya," tulis laporan yang dilansir Reuters, Selasa (16/10/2018).

Kedua Korea sepakat untuk mulai menghubungkan kembali hubungan kereta api dan jalan, langkah lain dalam hubungan yang membaik terlepas dari kekhawatiran AS bahwa pencairan Utara-Selatan yang cepat dapat merusak upaya untuk menekan Korea Utara agar menyerahkan senjata nuklirnya.

Korea Utara dan Selatan yang kaya dan demokratis secara teknis masih berperang karena Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper