Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Senjata Api Milik KKB Papua Berasal dari Filipina Selatan

Kelompok kriminal bersenjata  pelaku penyerangan di Nduga, Papua, ditengarai mendapatkan senjata laras panjang dan laras pendek dari Filipina Selatan secara ilegal.
Pihak keluarga berada di dekat peti jenazah korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) saat diserahterimakan di hanggar Avco, Bandara Moses Kilangin Timika, Mimika, Papua, Jumat (7/12/2018). Sebanyak sembilan jenazah korban penembakan KKB di Nduga diserahterimakan kepada pihak keluarga (7/12/2018)./ANTARA-Jeremias Rahadat
Pihak keluarga berada di dekat peti jenazah korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) saat diserahterimakan di hanggar Avco, Bandara Moses Kilangin Timika, Mimika, Papua, Jumat (7/12/2018). Sebanyak sembilan jenazah korban penembakan KKB di Nduga diserahterimakan kepada pihak keluarga (7/12/2018)./ANTARA-Jeremias Rahadat

Bisnis.com, JAKARTA--Kelompok kriminal bersenjata  pelaku penyerangan di Nduga, Papua, ditengarai mendapatkan senjata laras panjang dan laras pendek dari Filipina Selatan secara ilegal.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan senjata api laras panjang maupun pendek tersebut dijual bebas di wilayah Filipina Selatan. Menurutnya, total senjata api yang dimiliki KKB saat ini ada sekitar 25 pucuk senjata api, di antaranya 17 pucuk senjata api laras panjang dan sisanya laras pendek.

"Senjata itu dijual bebas di Filipina Selatan. Sebagian besar senjata rakitan yang dijual di sana," tuturnya, Rabu (12/12/2018).

Menurut Dedi, Polri sudah bekerja sama dengan TNI untuk menutup jalur penyelundupan puluhan senjata api ilegal yang diduga masuk melalui jalur laut dari Filipina Selatan ke Indonesia. 

"Senjata itu masuk melalui jalur laut ke Indonesia dan diselundupkan secara gelap oleh mereka. Saat ini tim gabungan TNI-Polri masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku," ujar Dedi terkait senjata dan pengejaran terhadap pelaku penyerangan di Nduga, Papua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper