Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei Indikator: Di Atas Kertas Petahana Diuntungkan Basis Suara Partai Koalisi

Berdasarkan hitung-hitungan di atas kertas, pasangan petahana Joko Widodo-Ma’ruf Amin diuntungkan melalui akumulasi basis koalisi partai.
Petugas melakukan pengecekan kualitas surat suara Pilpres 2019 saat pencetakan surat suara di Jakarta, Minggu (20/1/2019)./ANTARA-Muhammad Adimaja
Petugas melakukan pengecekan kualitas surat suara Pilpres 2019 saat pencetakan surat suara di Jakarta, Minggu (20/1/2019)./ANTARA-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Berdasarkan hitung-hitungan di atas kertas, pasangan petahana Joko Widodo-Ma’ruf Amin diuntungkan melalui akumulasi basis koalisi partai.

Peneliti Indikator Rizka Halida mengatakan bahwa ini karena biasanya pemilih partai akan cenderung mendukung calon presiden-calon wakil presiden yang diusungnya.

“Akan tetapi pengalaman pemilu presiden di Indonesia, paling tidak dua penyelenggaraan pilpres terakhir memiliki informasi yang berbeda,” katanya di Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Rizka memjelaskan bahwa pada 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berhasil menjadi kepala negara dua periode menang satu periode dengan sangat dominan. Suaranya kala itu jauh melampaui akumulasi suara partai yang mengusungnya.

Pilpres setelahnya yaitu pada 2014 Joko Widodo-Jusuf Kalla juga demikian. Mereka menang meski akumulasi basis partai pengusungnya jauh lebih rendah dari partai koalisi lawannya.

“Kemungkinan pola serupa juga akan terjadi dalam pemilu 2019 mendatang. Terlebih, pemilihan presiden-wakil presiden dan anggota legislatif akan dilakukan serentak.

Sementara itu berdasarkan survei Indikator, secara umum hampir tidak ada partai politik yang memiliki basis pendukung untuk memilih sejalan dengan pasangan capres-cawapres yang mereka usung. Rizka Halida menyebut mereka adalah split ticket voting.

“Partai koalisi Jokowi-Ma'ruf tetap memilih calon yang diusung sebesar 75,9% dan koalisi Prabowo-Sandi 71,8%. Sementara split ticket voting dari Jokowi-Ma'ruf 24,1% dan Prabowo-Sandi 28,2%,” ucapnya.

Split ticket dapat mengidentifikasi setidaknya dua hal, yaitu keberhasilan partai dalam menjaga loyalitas pemilih dan kekuatan personal peserta pilpres untuk menarik sebanyak mungkin pemilih, bahkan dari basis partai yang tidak mengusungnya.

Survei Indikator dilakukan pada 16-26 Desember lalu yang menggunakan populasi secara acak sebanyak 1.220 responden dengan tingkat kesalahan -2,9%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rahayuningsih
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper