Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Momen CEO Bukalapak Achmad Zaky Bertemu Presiden Jokowi Pascaviral

Achmad Zaky, pendiri marketplace elektronik terkemuka di Indonesia yaitu Bukalapak, menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (16/2/2019) siang.

Bisnis.com, JAKARTA- Achmad Zaky, pendiri marketplace elektronik terkemuka di Indonesia yaitu Bukalapak, menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (16/2/2019) siang.

Pertemuan ini kemungkinan besar karena cuitan Zaky di akun Twitter pribadinya, @achmadzaky yang menyebutkan kata-kata "presiden baru". Sebagai konsekuensi dari cuitan itu, warga internet (warganet) mengecam dan mengkritik pengusaha berusia 32 tahun itu.

Berdasarkan pantauan Bisnis.com, Zaky telah tampak di Istana Merdeka pada pukul 11.00 WIB. Zaky seorang diri ditemui Jokowi bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.

Sebagian warganet bahkan memutuskan untuk menghapus aplikasi Bukalapak dalam telepon genggam mereka sekaligus mendorong pengguna lain untuk melakukan hal yang sama. Lini masa media sosial, terutama Twitter di Indonesia, dipenuhi pembahasan tentang Bukalapak dengan berbagai tagar, termasuk #UninstallBukalapak dan #DukungBukalapak.

Zaky menemui Presiden Jokowi kurang dari 48 jam setelah mencuit di Twitter pada Kamis (15/2/2019). Pada Jumat (16/2/2019), hari dimana Achmad diserang oleh warganet, Presiden Jokowi berada di Bengkulu menghadiri sejumlah acara.

Setelah mendapat tekanan bertubi-tubi secara virtual, Zaky meminta maaf kepada pendukung Jokowi atas cuitannya tersebut. Zaky juga telah menghapus satu cuitan di akun pribadinya itu. Satu cuitan itu kemudian melahirkan puluhan ribu cuitan lain dari pengguna media sosial lainnya.

Ini Momen CEO Bukalapak Achmad Zaky Bertemu Presiden Jokowi Pascaviral

Seperti diketahui, pada Kamis (14/2/2019), pria asal Solo, Jawa Tengah itu bercerita tentang dana riset dan pengembangan di Indonesia (Research and Development/R&D) yang dianggapnya masih ketinggalan dibandingkan negara lain.

Zaky menyatakan industri 4.0 adalah omong kosong apabila anggaran R&D di Indonesia hanya sekitar US$2 miliar pada 2016 atau lebih kecil dibandingkan dengan negara lain. Amerika Serikat misalnya, disebut mempunyai anggaran sebesar US$511 miliar.

Sementara itu, China menyiapkan anggaran senilai US$451 miliar, Jepang US$165 miliar, sampai negara tetangga, Singapura US$10 miliar.

"Mudah2an presiden baru bisa naikin," tulis pengusaha muda tersebut di akun Twitter-nya yang memiliki lebih dari 20.000 pengikut.

Cuitan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu kemudian ditanggapi oleh para pengguna akun Twitter lainnya. Pengguna akun media sosial atau yang dikenal sebagai warganet (warga internet) itu tidak mempersoalkan cuitannya mengenai dana R&D, melainkan tentang harapan soal "Presiden Baru".

Sontak, tulisan Zaky itu direspons negatif oleh para warganet. Tulisan soal "Presiden Baru" itu diartikan bahwa Zaky tidak mendukung Joko Widodo, Presiden Indonesia saat ini yang kembali mencalonkan diri sebagai Presiden periode 2019-2024 dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 menghadapi rival lama, Prabowo Subianto.

Sebaliknya, dalam berbagai kesempatan, Jokowi menunjukkan dukungan terhadap Bukalapak sebagai salah satu unicorn atau perusahaan rintisan yang memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar pada saat ini. Pada Januari 2019, Jokowi juga menghadiri acara ulangtahun Bukalapak di Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yodie Hardiyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper