Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moon Jae-In Akan Bertemu Trump untuk Bahas Korut, Korsel Jadi Mediator

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump bulan depan dalam upaya mengembalikan pembicaraan nuklir Korea Utara ke jalur semula menyusul kegagalan dalam pertemuan tingkat tinggi Trump-Kim Jong-un.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un menunjukkan pernyataan bersama kedua negara di Pyongyang, Korea Utara, Rabu (19/9)./Pyeongyang Press Corps via Reuters
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un menunjukkan pernyataan bersama kedua negara di Pyongyang, Korea Utara, Rabu (19/9)./Pyeongyang Press Corps via Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump bulan depan dalam upaya mengembalikan pembicaraan nuklir Korea Utara ke jalur semula menyusul kegagalan dalam pertemuan tingkat tinggi Trump-Kim Jong-un.

Dilansir dari Bloomberg, salah seorang juru bicara Moon mengatakan presiden akan bertemu Trump di Gedung Putih pada 11 April mendatang. Ini akan menjadi pertemuan pertama Moon dengan Trump sejak presiden AS tiba-tiba menghentikan pertemuan puncaknya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada 28 Februari.

Sekitar sebulan setelah pertemuan Trump-Kim gagal mencapai kesepakatan, rating persetujuan presiden Moon mencapai rekor terendah di 43%, menurut jajak pendapat Gallup Korea yang dirilis Jumat (29/3/2019). Responden mengkritiknya karena kebijakannya terhadap ekonomi domestik dan diplomasi dengan Korea Utara.

“Moon dan Trump akan membahas secara menyeluruh bagaimana bekerja sama untuk perdamaian permanen di semenanjung Korea melalui denuklirisasi," kata juru bicara kepresidenan Yoon Do-han dalam briefing, Jumat (29/3), seperti dikutip Bloomberg.

Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan bahwa Trump dan Moon akan membahas perkembangan terbaru mengenai Korea Utara serta hal-hal bilateral.

Moon mendapat kecaman di dalam negeri dari partai oposisi konservatif karena menerima janji pelucutan senjata pemimpin Korea Utara. Kim juga bereaksi dengan menarik staf dari kantor penghubung bersama baru pekan lalu dan mengkritik Korea Selatan sebagai "pengecut" karena mendukung sikap sekutu AS yang menolak memberikan pelonggaran sanksi.

Peran Mediator

Moon telah berulang kali memainkan peran mediator sejak ia menjabat pada Mei 2017 di tengah meningkatnya ancaman perang antara Trump dan Kim.

Moon telah mempertaruhkan banyak hal pada kemampuannya untuk mewujudkan perdamaian antara kedua belah pihak, termasuk melakukan perjalanan mendadak ke Korea Utara untuk bertemu dengan Kim dan membantu menyelamatkan KTT pertama Korea Utara-AS tahun lalu di Singapura.

Sejak KTT kedua bulan lalu di Hanoi, Korut telah menunjukkan kekesalan terhadap Moon. Para analis berpendapat hal ini merupakan taktik untuk mendorong Moon agar memberikan pandangan yang lebih simpatik terhadap upaya Pyongyang untuk meringankan sanksi yang mencekik ekonomi.

"Moon secara alami akan meningkatkan hubungannya dengan Korea Utara hanya setelah dia berhasil berperan sebagai fasilitator," kata Kim Yong-hyun, seorang profesor di Fakultas Studi Korea Utara Universitas Dongguk.

Terlepas dari adanya kantor penghubung, Korut belum menanggapi undangan terbaru dari Korsel untuk pembicaraan militer guna membantu meredakan ketegangan di sepanjang perbatasan kedua negara, kata kementerian pertahanan Korsel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper