Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Ancam Naikkan Tarif, Ketegangan Dagang Meningkat

Di saat para investor yakin dengan gagasan bahwa perundingan dagang antara Amerika Serikat dengan China sudah mendekati kesepakatan, muncul ancaman baru yang mengembalikan keadaan ke titik nol.
Perang dagang AS-China/istimewa
Perang dagang AS-China/istimewa

Bisnis, JAKARTA - Di saat para investor yakin dengan gagasan bahwa perundingan dagang antara Amerika Serikat dengan China sudah mendekati kesepakatan, muncul ancaman baru yang mengembalikan keadaan ke titik nol.

 Presiden AS Donald Trump secara dramatis meningkatkan tekanan kepada Beijing untuk segera mencapai kesepakatan dagang dengan mengancam akan menaikkan tarif atas barang asal China senilai US$200 miliar pekan ini dan akan menargetkan tarif pada produk tambahan senilai miliaran dolar dalam waktu dekat.

“Kesepakatan Perdagangan dengan Tiongkok berlanjut, tetapi terlalu lambat, karena mereka berusaha untuk melakukan negosiasi ulang kembali. Tidak!" cuit Trump melalui akun Twitternya, seperti dikutip melalui Reuters, Senin (6/5/2019).

Langkah ini menandai peningkatan besar dalam ketegangan antara ekonomi terbesar di dunia dan pergeseran sikap Trump, padahal belum lama ini dia menyampaikan proses perundingan dagang telah mengalami kemajuan.

Pasar saham merosot dan harga minyak jatuh karena negosiasi semakin diliputi keraguan.

The Wall Street Journal melaporkan pada Minggu malam bahwa China sedang mempertimbangkan membatalkan pembicaraan perdagangan pekan ini di Washington sehubungan dengan komentar Trump, yang mengejutkan para pejabat di Beijing.

Di sisi lain, pejabat AS belum menerima konfirmasi kehadiran delegasi China, sementara Kantor Perwakilan Dagang AS belum memberikan berkomentar.

Kementerian Perdagangan China pun tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Seorang editor surat kabar pemerintah yang berpengaruh di China mengatakan Wakil Perdana Menteri China Liu He, kemungkinan tidak akan pergi ke Washington.

"Saya pikir Wakil Perdana Menteri Liu He sangat tidak mungkin pergi ke AS peka ini. Biarkan Trump menaikkan tarif. Mari kita lihat kapan pembicaraan perdagangan bisa dilanjutkan," ujar Hu Xijin, kepala redaksi tabloid Global Times, melalui akun Twitternya.

Surat kabar ini diterbitkan oleh Harian Rakyat Partai Komunis yang berkuasa, tetapi tidak dianggap sebagai publikasi resmi dan tidak mewakili pemerintah.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menggambarkan negosiasi pekan lalu di Beijing sebagai proses yang "produktif."

Sejumlah pejabat di Washington mengatkaan dengan perkembangan terbaru dari Perwakilan Dagang Amerika Serikat Robert Lighthizer yang tidak sesuai ekspektasi, termasuk perincian bahwa China menarik kembali beberapa komitmen yang dibuat sebelumnya, mendorong keputusan Trump.

Pasar keuangan global, yang sebagian besar telah memperkirakan ekspektasi kesepakatan perdagangan, mengalami kejatuhan. 

Ekuitas berjangka AS jatuh lebih dari 2 persen dan saham di seluruh Asia yang bergantung pada perdagangan anjlok, dengan indeks utama China anjlok 4 persen.

Trump mengatakan tarif barang US$200 miliar akan meningkat menjadi 25 persen dari 10 persen pada Jumat (10/5/2019), membalikkan keputusan yang dibuatnya pada Februari untuk mempertahankan tarif pada level 10 persen setelah melihat kemajuan antara kedua belah pihak.

Presiden juga mengatakan akan menargetkan tambahan produk China senilai US$325 miliar dengan tarif  25 persen dalam waktu dekat. Kebijakan ini pada dasarnya menargetkan semua produk yang diimpor ke Amerika Serikat dari China.

"Trump ingin mempertahankan sebagian, jika tidak semua, dari tarif yang disepakati dengan China sebagai bagian dari kesepakatan akhir untuk memastikan China memenuhi komitmennya," ujar seorang pejabat Gedung Putih.

Sadar akan kesempatan untuk ikut dalam pemilu 2020, Trump mencari strategi untuk menjaga kenaikan harga bagi konsumen AS tetap terkendali. Tarif barang-barang China sebenarnya dibayarkan ke Amerika Serikat oleh perusahaan-perusahaan pengimpor. 

Pajak Naik

Sebagian besar perusahaan tersebut berbasis di AS. Bisnis Amerika, yang sebagian besar mendukung tindakan keras Trump terhadap praktik perdagangan China, berkeinginan agar tarif dihapus, tidak diperluas.

"Menaikkan tarif berarti menaikkan pajak pada jutaan keluarga Amerika dan memberikan beban lebih kepada petani Amerika," kata Christin Fernandez, Juru Bicara Asosiasi Pemimpin Industri Ritel.

Namun demikian, strategi agresif presiden mendapatkan dukungan bipartisan yang jarang dari pemimpin Senat Demokrat AS, Chuck Schumer, yang mendesak Trump untuk bertahan dalam melawan China.

"Jangan mundur. Kekuatan adalah satu-satunya cara untuk menang dari China," kata Schumer melalui akun Twitternya.

Seorang pakar perdagangan China mengatakan tanda-tanda baru-baru ini akan memberikan kepercayaan diri berlebih terhadap kedua ekonomi.

“Urgensi sudah hilang. Jadi, kemungkinan besar akan terjadi perang dagang yang lebih lama," kata pakar tersebut, yang berbicara dengan syarat anonimitas mengingat sensitivitas topik tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper