Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang AS vs China: Trump Layangkan Ancaman Baru

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan tidak akan menuntaskan perjanjian perdagangan dengan China kecuali pemerintahan Presiden Xi Jinping mengikuti ketentuan-ketentuan yang dinegosiasikan sebelumnya.
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, AS, 4 April 2019./REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, AS, 4 April 2019./REUTERS/Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan tidak akan menuntaskan perjanjian perdagangan dengan China kecuali pemerintahan Presiden Xi Jinping mengikuti ketentuan-ketentuan yang dinegosiasikan sebelumnya.

"Sekarang saya yang menahan kesepakatan. Entah kami akan melakukan kesepakatan yang hebat dengan China atau tidak akan melakukan kesepakatan sama sekali,” tegas Trump pada Selasa (11/6/2019) waktu setempat, seperti dikutip dari Bloomberg.

Bulan lalu, AS menuding China mengingkari ketentuan-ketentuan perjanjian perdagangan yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini menyebabkan perundingan perdagangan antara kedua negara terhenti.

“Kami memiliki kesepakatan dengan China dan kecuali mereka kembali pada kesepakatan itu saya tidak tertarik [melanjutkan perundingan perdagangan],” lanjut Trump.

Komentar terbaru Trump ini dilayangkan hanya berselang sehari setelah ia mengancam akan menaikkan tarif lebih lanjut pada barang-barang asal China jika Presiden Xi Jinping tidak bertemu dengannya di sela-sela KTT G20, Jepang, yang akan berlangsung 28-29 Juni.

Kepada awak media, Trump sesumbar dapat mengenakan tarif 25 persen atau bahkan "jauh lebih tinggi dari 25 persen" pada barang-barang China senilai US$300 miliar. 

“Kami telah memperhatikan AS secara terbuka menyatakan berkali-kali bahwa mereka berharap akan mengadakan pertemuan antara Presiden China dan AS di sela-sela KTT G-20. Jika kami memperoleh informasi mengenai hal ini, kami akan merilisnya pada waktunya,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang di Beijing pada Selasa.

KTT G20 menjadi salah satu peluang terakhir bagi Trump dan Xi Jinping untuk mencegah konflik antara dua ekonomi terbesar di dunia ini yang tampaknya memburuk dari hari ke hari.

Selain pertukaran kenaikan tarif, AS telah menempatkan raksasa teknologi China, Huawei Technologies Co., ke dalam daftar hitamnya dan mengancam perusahaan teknologi besar lainnya dari China.

Tak mau kalah, pemerintah China menyusun daftar "entitas yang tidak dapat diandalkan" di AS yang dapat menghadapi batasan-batasan.

Menurut Plt. Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney, kesepakatan yang dicapai Trump mengenai imigrasi dengan Meksiko pekan lalu telah mendorong Presiden ke-45 AS ini untuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap China.

Di bawah kesepakatan itu, Trump membatalkan rencana pengenaan tarif untuk barang-barang asal Meksiko dengan imbalan tindakan keras terhadap imigrasi yang tak memiliki dokumen ke AS.

"Kemungkinan hal itu mendorongnya untuk mengambil sikap lebih keras, tetapi ini bukan sesuatu yang mengejutkan,” ujar Mulvaney pada Selasa di Washington.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper