Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Boris Johnson Angkat Skenario No Deal Brexit, Pound Sterling Tersungkur

Nilai tukar pound sterling Inggris menyentuh level terendahnya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam lebih dari dua tahun di tengah kekhawatiran soal Brexit tanpa kesepakatan (no-deal Brexit).
Ilustrasi-Mata uang Poundsterling dan Euro/Reuters
Ilustrasi-Mata uang Poundsterling dan Euro/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar pound sterling Inggris menyentuh level terendahnya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam lebih dari dua tahun di tengah kekhawatiran soal Brexit tanpa kesepakatan (no-deal Brexit).

Nilai tukar pound sterling tersungkur ke level terendahnya dalam 28 bulan di level US$1,2213 setelah kabinet pemerintahan PM Johnson mengangkat skenario untuk Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan (no-deal Brexit) pada 31 Oktober.

Banyak investor melihat langkah tersebut akan membawa Inggris ke dalam resesi dan menyuntikkan ketidakpastian yang tidak diinginkan kepada pasar keuangan.

Pound sterling kemudian terakhir kali diperdagangkan di level US$1.2225 atau melemah 1,25 persen pada perdagangan Senin (29/7/2019), berdasarkan data Reuters.

Sementara itu, Stoxx 600 naik tipis 0,03 persen, indeks MSCI yang melacak pergerakan pasar saham global meluncur 0,17 persen dan indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang ditutup turun 0,53 persen.

“Ada kesadaran bahwa pasar tidak sepenuhnya memperhitungkan peluang peningkatan Brexit tanpa kesepakatan,” ujar Claire Dissaux, kepala ekonomi dan strategi global di Millennium Global Investments.

Seiring dengan melemahnya pound sterling, indeks dolar AS naik dan menyentuh level tertingginya sejak akhir Mei saat pasar mencermati kemungkinan penurunan suku bunga di AS pekan ini.

Indeks dolar AS naik 0,05 persen, sedangkan nilai tukar euro mengiat 0,15 persen ke posisi US$1,1142.

Rilis laporan produk domestik bruto (PDB) AS yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat (26/7/2019) membuat sebagian investor ragu apakah The Fed akan melanjutkan langkah pelonggaran kebijakannya tahun setelah pertemuan pada Rabu (31/7/2019).

Pasar masih tetap memprediksikan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed dalam pertemuan kebijakan moneternya yang berakhir Rabu dan melihat sedikitnya peluang pemangkasan sebesar 50 basis poin.

“Orang-orang mengatakan The Fed bisa memangkas 50 basis poin, tetapi saya pikir itu tidak akan terjadi,” ujar Stan Shipley, ahli strategi pendapatan tetap di Evercore ISI.

“Pertanyaannya adalah, apa yang akan mereka katakan tentang langkah penurunan di masa mendatang,” tambahnya.

Investor juga mengawasi perundingan perdagangan AS-China pekan ini. Tim negosiasi AS dan China bertemu di Shanghai untuk mengadakan pembicaraan langsung pertama mereka sejak pemimpin kedua negara memutuskan menghentikan pengenaan tarif bulan lalu.

Meski demikian, harapan bahwa kedua negara akan mencapai terobosan dalam hal kesepakatan perdagangan pekan ini dipandang rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper