Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ilmuwan Dukung Aksi Sipil untuk Perubahan Iklim

Hampir 400 ilmuwan telah mendukung kampanye pembangkangan sipil yang bertujuan memaksa pemerintah untuk mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim.
Julia Steinberger, seorang ekonom ekologi di Universitas Leeds Inggris, mendukung pembangkangan sipil massal untuk menekan pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim pada protes di Museum Sains London, Inggris 12 Oktober 2019. Sumber: Reuters
Julia Steinberger, seorang ekonom ekologi di Universitas Leeds Inggris, mendukung pembangkangan sipil massal untuk menekan pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim pada protes di Museum Sains London, Inggris 12 Oktober 2019. Sumber: Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Hampir 400 ilmuwan telah mendukung kampanye pembangkangan sipil yang bertujuan memaksa pemerintah untuk mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim.

Para ilmuwan ini memperingatkan bahwa kegagalan dalam mengambil tindakan dapat menimbulkan penderitaan manusia yang tak terhitung.

Sebelumnya, sebanyak 1.307 demonstran dan relawan telah ditangkap karena menggelar berbagai protes di London pada Sabtu pekan lalu.

Sementara itu sebanyak 1.463 sukarelawan lainnya telah ditangkap dalam sepekan terakhir di 20 kota lain, termasuk Brussels, Amsterdam, New York, Sydney dan Toronto. Diperkirakan akan ada lebih banyak protes dalam dalam beberapa hari mendatang.

Dalam deklarasi bersama, para ilmuwan iklim, fisikawan, ahli biologi, insinyur, dari setidaknya 20 negara memutuskan untuk berpihak pada para demonstran damai yang ditangkap, diantaranya dari Amsterdam ke Melbourne.

Mengenakan mantel laboratorium putih untuk melambangkan kredensial penelitian mereka, kelompok ilmuwan yang terdiri atas 20 orang ini menandatangani dan membacakan teks di luar Museum Sains London.

"Kami percaya bahwa kelambanan pemerintah yang berkelanjutan atas iklim dan krisis ekologi sekarang membenarkan protes damai dan tanpa kekerasan dan tindakan langsung, bahkan jika ini melampaui batas-batas hukum saat ini," kata Emily Grossman, seorang penyiar sains dengan gelar PhD di biologi molekuler, dilansir Reuters, Senin (14/10/2019).

"Karena itu kami mendukung mereka yang bangkit secara damai melawan pemerintah di seluruh dunia yang gagal bertindak secara proporsional dengan skala krisis," katanya.

Deklarasi ini dikoordinasikan oleh sekelompok ilmuwan yang mendukung Extinction Rebellion, sebuah kampanye pembangkangan sipil yang dibentuk di Inggris setahun yang lalu dan sejak itu memicu percabangan di banyak negara.

Kelompok ini meluncurkan gelombang baru aksi internasional pada hari Senin, yang bertujuan untuk membuat pemerintah mengatasi krisis ekologis yang disebabkan oleh perubahan iklim dan mempercepat kepunahan spesies tanaman dan hewan.

"Urgensi krisis sekarang begitu besar sehingga banyak ilmuwan merasa, sebagai manusia, bahwa kita sekarang memiliki kewajiban moral untuk mengambil tindakan radikal," kata Grossman.

Pendukung deklarasi ini juga termasuk beberapa ilmuwan yang berkontribusi pada Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Badan ini sebelumnya telah menghasilkan serangkaian laporan yang menggarisbawahi urgensi dari pengurangan dramatis dalam emisi karbon.

"Kami tidak dapat membiarkan peran para ilmuwan hanya menulis makalah dan menerbitkannya dalam jurnal yang tidak jelas dan berharap entah bagaimana seseorang di luar sana akan memperhatikan," Julia Steinberger, seorang ekonom ekologi di University of Leeds dan penulis utama IPCC.

"Kita perlu memikirkan kembali peran ilmuwan dan terlibat dengan bagaimana perubahan sosial terjadi pada skala besar dan mendesak," katanya.

Bendera Extinction Rebellion memiliki simbol bergaya jam pasir dalam lingkaran. Kelompok ini melancarkan aksi dengan menduduki jembatan dan jalan secara damai.

Keberhasilan Extinction Rebellion dalam melumpuhkan sejumlah kawasan di London juga membuat marah para kritikus yang mengeluhkan gerakan itu telah membuat ribuan orang tidak nyaman dan mengalihkan sumber daya kepolisian.

Extinction Rebellion sejalan dengan gerakan mogok sekolah yang diilhami oleh aktivis remaja Swedia Greta Thunberg, yang memobilisasi jutaan anak muda pada 20 September lalu. Dia berharap dukungan para ilmuwan untuk urgensi pesannya dan pelarian pembangkangan sipilnya akan meningkatkan legitimasinya. dan menarik lebih banyak sukarelawan.

Kelompok itu mengatakan lebih dari setengah penandatangan deklarasi adalah para ahli di bidang ilmu iklim dan hilangnya satwa liar. Meskipun universitas dan institusi Inggris terwakili dengan baik, para penandatangan juga bekerja di negara-negara termasuk Amerika Serikat, Australia, Spanyol dan Prancis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper