Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inovasi Swasta Bisa Tekan Sampah Plastik

Sektor swasta diharapkan berinovasi untuk turut mengendalikan sampah plastik. Sampah kemasan plastik mengancam ekosistem dan mengganggu upaya pengendalian perubahan iklim.
Ilustrasi sampah plastik./Reuters
Ilustrasi sampah plastik./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor swasta diharapkan berinovasi untuk turut mengendalikan sampah plastik. Sampah kemasan plastik mengancam ekosistem dan mengganggu upaya pengendalian perubahan iklim.

Hal ini disampaikan Asisten Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Nani Hendiarti saat menjadi pembicara pada salah satu sesi diskusi panel Paviliun Indonesia di konferensi perubahan iklim United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Madrid, Spanyol, Jumat (6/12/2019).

Dia menjelaskan sampah plastik melaju jauh dari darat hingga ke lautan. Bahkan 80% dari sampah plastik di lautan berasal dari daratan. "Sampah plastik itu bukan hanya mengancam ekosistem, tapi juga mengancam kesehatan manusia," tegasnya seperti dikutip Bisnis dari siaran pers pada Sabtu (7/12/2019).

Nani menerangkan Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi sampah laut melalui Peraturan Presiden No.83/2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Berdasarkan strategi yang telah diimplementasikan, sampah laut berhasil dikurangi hingga 11,2% dari rata-rata 0,49 juta hingga 0,68 juta ton per tahun.

Namun, kebijakan ini tidak akan berarti jika swasta tidak melakukan inovasi untuk penanganan sampah plastik ini.

Dia mengakui ada beberapa perusahaan swasta yang sudah berperan dalam pengendalian sampah plastik seperti penggunaan sampah plastik untuk aspal. "Inovasi juga diharapkan untuk menghasilkan kemasan yang mudah terurai secara alami yang dapat mengurangi 10% dari penggunaan plastik biasa," tambah Nani.

Salah satu yang berinovasi dalam persoalan plastik sekali pakai ini yakni APP Sinar Mas. Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas, Elim Sritaba, menuturkan pihaknya telah mengembangkan inovasi kertas kemasan yang terbuat dari bahan daur ulang dan 100% terurai alami yakni FoopakBioNatura.

Namun, salah satu tantangan dalam pengembangan FoopakBioNatura adalah menghilangkan lapisan plastik, yang pada umumnya terdapat di kemasan kertas lain yang biasanya digunakan untuk mencegah serapan air, minyak, dan suhu ekstrem.

"Berkat kerja keras tim kami yang mendedikasikan diri untuk melakukan riset selama lima tahun terakhir, kami berhasil mengganti lapisan plastik dengan lapisan berbasis air yang disegel dengan cara dipanaskan," ucapnya.

Elim menuturkan FoopakBioNatura juga diproduksi secara terbarukan dari hutan tanaman industri (HTI) yang dikelola secara bertanggung jawab.

Kertas kemasan ini dapat 100% terurai dalam 12 pekan bahkan jika hanya dibiarkan di tempat pembuangan akhir (TPA). Kemasan ini juga dapat didaur ulang 100% jika bersih dari limbah makanan.

Kepala Pusat Standarisasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian LHK, Noer Adi Wardojo sidang PBB untuk lingkungan (UNEA) di Nairobi, Kenya, Maret 2019 lalu, menghasilkan resolusi antara lain memajukan konsumsi dan produksi berkelanjutan, pengendalian sampah plastik di lautan dan mikroplastik, serta penggunaan plastik sekali pakai.

Resolusi tersebut mendorong disediakannya pilihan bagi publik untuk menghindari penggunaan plastik sekali pakai serta memajukan edukasi kepada masyarakat. "Gelas kertas tanpa lapisan plastik atau kemasan yang terbuat dari singkong sudah bisa disediakan sehingga konsumen memiliki pilihan," tuturnya.

Inovasi yang dilakukan oleh sektor swasta sangat membantu untuk mengendalikan sampah plastik sekali pakai. Pasalnya, di banyak negara lain, kebijakan yang diterapkan kerap terlambat merespons situasi di lapangan karena keterbatasan pilihan untuk berubah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper