Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Cabut Label Manipulator Mata Uang China

Pemerintah Amerika Serikat pada hari Senin (13/1/2020) mencabut label manipulator mata uang bagi China, dengan mengatakan negara tersebut telah membuat "komitmen yang dapat ditegakkan" untuk tidak mendevaluasi yuan dan telah sepakat untuk mempublikasikan informasi nilai tukar.
Presiden AS Donald Trump berbicara selama upacara penandatanganan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional untuk Tahun Anggaran 2020 di Pangkalan Bersama Andrews, Maryland, AS 20 Desember 2019. /Reuters
Presiden AS Donald Trump berbicara selama upacara penandatanganan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional untuk Tahun Anggaran 2020 di Pangkalan Bersama Andrews, Maryland, AS 20 Desember 2019. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat pada hari Senin (13/1/2020) mencabut label manipulator mata uang bagi China, dengan mengatakan negara tersebut telah membuat "komitmen yang dapat ditegakkan" untuk tidak mendevaluasi yuan dan telah sepakat untuk mempublikasikan informasi nilai tukar.

Dilansir dari Bloomberg, perubahan sikap AS ini diuraikan dalam laporan pertukaran valuta asing Departemen Keuangan AS ke Kongres, yang dirilis dua hari sebelum AS dan China akan menandatangani perjanjian perdagangan fase pertama di Washington.

Dokumen tersebut tidak mencantumkan mitra dagang utama AS di antara 20 negara yang dimonitornya untuk kemungkinan manipulasi. Swiss ditambahkan ke daftar pemantauan, sementara China, Jepang, Korea, Jerman, Italia, Irlandia, Singapura, Malaysia, Vietnam tetap ada.

"China telah membuat komitmen yang dapat ditegakkan untuk menahan diri dari devaluasi kompetitif, sambil mempromosikan transparansi dan akuntabilitas," kata Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin, seperti dikutip Bloomberg.

Komitmen China dibuat sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan fase pertama, menurut laporan setebal 45 halaman tersebut. Kedua negara telah bernegosiasi sejak label manipulator disematkan kepada China pada 5 Agustus 2019, sebagai tanggapan atas "langkah konkret Beijing untuk mendevaluasi mata uangnya."

Penunjukan sebagai manipulator mata uang datang tanpa tindakan langsung tetapi dapat mengguncang pasar keuangan. Kebijakan mata uang telah muncul sebagai alat terbaru Trump untuk menulis ulang peraturan perdagangan global yang disebut merugikan bisnis dan konsumen AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper