Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KNPI Natuna Sarankan WNI dari China Dikarantina di Tengah Laut Gunakan KRI

Kekhawatiran akan tertular virus Corona membuat masyarakat Natuna resah dengan rencana karantina WNI yang dievakuasi dari China di pulau tersebut.
Awak kabin mengenakan baju steril saat melakukan persiapan di dalam pesawat tipe A-330 milik Batik Air yang akan digunakan untuk menjemput Warga Negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China, di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Sabtu (1/2/2020)./ANTARA - Muhammad Iqbal
Awak kabin mengenakan baju steril saat melakukan persiapan di dalam pesawat tipe A-330 milik Batik Air yang akan digunakan untuk menjemput Warga Negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China, di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Sabtu (1/2/2020)./ANTARA - Muhammad Iqbal

Bisnis.com, TANJUNGPINANG - Kekhawatiran akan tertular virus Corona membuat masyarakat Natuna resah dengan rencana karantina WNI yang dievakuasi dari China di pulau tersebut.

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Natuna, Kepri menyarankan agar WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China dikarantina di Kapal Republik Indonesia (KRI) agar tidak meresahkan masyarakat setempat.

"Karantina mereka selama 14 hari di tengah-tengah laut, dengan begitu tak ada yang berhubungan langsung dengan penduduk setempat, apalagi sampai membuat resah warga," kata Ketua KNPI Natuna, Haryadi, kepada ANTARA, di Tanjungpinang, Sabtu (1/2/2020).

Ia menilai KRI mempunyai kapasitas daya tampung yang cukup untuk menampung ratusan WNI dari Wuhan, China tersebut.

Pemerintah hanya perlu melengkapi peralatan dan tenaga medis yang memadai untuk proses karantina mereka.

Haryadi menegaskan bahwa masyarakat Natuna bukan menolak kedatangan WNI itu di daerah setempat, tetapi warga telanjur khawatir dengan isu virus corona yang berasal dari "Negeri Tirai Bambu" tersebut.

"Kami bukannya menolak, mereka semua saudara kita. Maka itu, sebagai bentuk rasa nasionalis, kami tawarkan solusi kepada pemerintah, karantina mereka di KRI," kata dia.

Ia mempertanyakan kebijakan pemerintah pusat mengarantinakan WNI tersebut ke Natuna, sedangkan dari segi peralatan dan tenaga medis di Natuna tidak memadai, bahkan didatangkan langsung dari pusat.

"Kenapa tidak dikarantina di Ibu Kota, Jakarta, sudah tentu peralatan dan tenaga medis di sana lebih lengkap dan canggih," tuturnya.

Haryadi mengaku prihatin dengan pernyataan pihak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia beberapa hari yang lalu, di mana karantina WNI di Natuna untuk pembuktian apakah mereka terinfeksi virus corona atau tidak.

"Kementerian Kesehatan menyebut jika hasil karantina tak terbukti terinfeksi corona, baru mereka dipulangkan ke keluarga masing-masing," ucap Haryadi mencontohkan pernyataan pihak Kementerian Kesehatan.

"Artinya perlu ada pembuktian. Tapi kenapa pembuktian itu harus di Natuna, kenapa tak di pusat saja," sebut Haryadi.

Alasan Pemerintah

Sementara itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memastikan bahwa WNI yang dibawa pulang adalah  WNI yang sehat dan telah melakukan pemeriksaan di sana. Meski demikian, sejumlah prosedur terap harus dilakukan sebelum WNI tiba di tempat tinggalnya masing-masing. 

Para WNI akan ditampung terlebih dahulu di Pulau Natuna, sesuai dengan protokol yang ditetapkan oleh badan kesehatan dunia WHO.

“Nanti ada transit sesuai dengan protokol World Health Organization (WHO),” kata Terawan di Tangerang, Sabtu (1/2/2020). 

Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa TNI mendukung proses pemulangan WNI dari Wuhan dengan memberikan sarana dan prasarana serta tempat isolasi di Pulai Natuna. 

Dia menjelaskan bahwa Pulau Natuna dipilih karena memiliki standar isolasi yang sesuai dengan standar internasional seperti jarak landasan pacu yang berjarak 6 km dengan pemukiman penduduk. 

Tidak hanya itu, jarak dari Hangar pesawat ke dermaga juga berjarak 5 km, sesuai dengan persyaratan. Sementara itu, rumah sakit di sana dikelola oleh tiga angkatan yaitu angkatan laut, darat dan udara. 

Kapasitas tampung rumah sakit juga luas yaitu dapat menampung 300 orang pasien. Sedangkan, jumlah WNI yang dipulangkan hanya 250 orang. 

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan bahwa sebelum WNI dibawa pulang serangkaian pemeriksaan dilakukan. Mengingat situasi ini bukan situasi yang normal maka protokol kesehatan dilakukan, termasuk saat perjalanan, saat datang dan pasca kedatangan. Protokol juga berlaku bagi kru dan pesawat itu sendiri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper