Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Siap Bantu Penanganan Virus Corona di Asean

Pemimpin di Uni Eropan melakukan pertemuan khusus untuk membahas langkah-langkah bersama dalam penanangan endemik virus novel corona.
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China mengambil makan di pusat observasi di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (12/2/2020). ANTARA FOTO/PUSPEN TNI
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China mengambil makan di pusat observasi di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (12/2/2020). ANTARA FOTO/PUSPEN TNI

Bisnis.com, JAKARTA—Dalam pertemuan para pejabat Senior Asean dan Uni Eropa, Benua Biru menyatakan kesediannya membantu penanganan virus corona di Asean.

Berdasarkan rilis Kementerian Luar Negeri, bentuk kesanggupan bantuan penanganan virus Corona di Asean seperti pengiriman tenaga medis, bantuan peralatan medis, hingga pertukaran informasi dan pengalaman para ahli virologis guna mencari solusi medis yang dibutuhkan.

“Secara khusus, pertemuan membahas langkah-langkah bersama dalam penanganan endemik virus Novel Corona [N-Cov 2019],” demikian tertulis dalam rilis Kementerian Luar Negeri pada Rabu (12/2/2020).

Saat ini, dunia tengah dihadapi beragam tantangan keamanan non-tradisional. Ancaman yang hadir di satu kawasan pasti akan menimbulkan ancaman di kawasan lain apabila tidak ditangani dengan baik. Uni Eropa merupakan mitra Asean sejak 1977, dan kedua pihak telah mengembangkan berbagai kerja sama di bidang politik keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.

Tidak hanya itu, UE juga aktif mendukung integrasi Asean dan upaya membangun komunitas Asean. Kerja sama kemitraan Asean dan Uni Eropa telah memiliki rencana aksi untuk periode 2018-2022. Dari rencana tersebut, lebih dari 50% telah terlaksana.

Terbaru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan nama resmi virus corona jenis baru sebagai Covid-19. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan bahwa virus yang telah membunuh lebih dari 1.000 orang telah memiliki nama Covid-19.

Para peneliti mengusulkan nama resmi untuk menghindari kebingungan dan stigmatisasi kelompok atau negara tertentu. "Kami harus menemukan nama yang tidak merujuk ke lokasi geografis, hewan, individu atau kelompok orang, dan yang juga dapat diucapkan dan terkait dengan penyakit ini," kata Ghebreyesus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper