Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tes Covid-19, Kemenristek Mengembangkan Laboratorium Berjalan BSL-2

Dengan adanya laboratorium berjalan atau Mobile Laboratory BSL-2 ini diharapkan pengujian sampel virus Corona akan semakin masif dan cepat.
Petugas laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta tengah membongkar, memeriksa dan mendata sampel swab Covid-19 yang dikirim oleh berbagai rumah sakit di DIY-Jateng, Senin (13/4/2020), di laboratorium BBTKLPP di Jalan Imogiri Timur, Banguntapan, Bantul./JIBI-Bhekti Suryani.
Petugas laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta tengah membongkar, memeriksa dan mendata sampel swab Covid-19 yang dikirim oleh berbagai rumah sakit di DIY-Jateng, Senin (13/4/2020), di laboratorium BBTKLPP di Jalan Imogiri Timur, Banguntapan, Bantul./JIBI-Bhekti Suryani.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya ingin mempermudah proses pengujian virus Corona (Covid-19) secara masal dengan Mobile Laboratory Biosafety Level 2 (BSL-2).

Dengan adanya laboratorium berjalan atau Mobile Laboratory BSL-2 ini diharapkan pengujian sampel virus Corona akan semakin masif dan cepat. Hasil pengujian setidaknya bisa dilihat dalam waktu 10 - 15 menit.

“BSL 2 adalah jenis laboratorium yang dipakai untuk pengujian PCR dan biasanya berlokasi di rumah sakit universitas atau di beberapa lembaga, untuuk mendekatkan laboratorium dnegan pengguna dengan masyarakat maka kami coba kembangkan mobile BSL-2,” kata Bambang, Minggu (3/5/2020).

Dia mengatakan tidak hanya rapid test dan PCR Test, mobile BSL-2 juga dapat melakukan pemeriksaan laboratorium medis lainnya. Misalnya seperti pemeriksaan thorax hingga kolesterol darah.

“Sehingga ini bisa jadi laboratorium berjalan. ini bisa membantu tes [Covid-19] lebih masif,” katanya.

Selain itu, Bambang mengatakan bahwa pada pertengahan Mei 2020 masyarakat Indonesia sudah dapat melihat ventilator yang diproduksi di dalam negeri.

Bambang mengatakan saat ini sudah ada 4 prototipe ventilator yang sudah melalui pengujian di BPFK Kementerian Kesehatan. Sebagian lainnya masih menghadapi uji ketahanan sebagai uji tahap akhir setelah itu dilakukan uji klinis selama seminggu.

“Pertengahan Mei ini kita sudah bisa melihat ventiltor yang diproduksi mitra industri, yang juga tidak mudah mencarinya,” kata Bambang.

Dia merinci 4 protipe yang sedang menjalani uji klinis adalah berasal dari Universitas Indonesia, ITB, BPPT dan dari perusahaan swasta. Dia berharap produksi dari keempat institusi tersebut dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Bambang mengatakan berdasarkan penuturan Kementerian Kesehatan dibutuhkan sekitar 1.000 ventilator jenis CPAP dan 668 ventilator jenis Ambu Bag. Lebih lanjut, Bambang menjelaskan ventilator jenis Ambu Bag yang salah satunya dibuat oleh BPPT, dapat digunakan di ruang instalasi gawat darurat.

“Sebagian dari ventilator lainnya bisa digunakan untuk pasien di ruang observasi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper