Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Status Darurat Nasional Jepang Akan Diperpanjang Hingga 31 Mei

PM Jepang Shinzo Abe mengatakan akan berkonsultasi dengan para ahli tentang perpanjangan status darurat nasional.
Para pejalan kaki di Shibuya, Tokyo, Jepang, pada 26 Maret 2020 mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona jens Covid-19./Bloomberg/Kiyoshi Ota
Para pejalan kaki di Shibuya, Tokyo, Jepang, pada 26 Maret 2020 mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona jens Covid-19./Bloomberg/Kiyoshi Ota

Bisnis.com, JAKARTA - Penyiar lokal NHK melaporkan bahwa Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan memperpanjang status darurat nasional terkait wabah virus Corona atau Covid-19 hingga 31 Mei.

Sayangnya, laporan mengenai perpanjangan status darurat nasional di Jepang ini tidak menyebutkan dari mana informasi tersebut di dapat.

Dilansir melalui Bloomberg, sejak Kamis (30/4/2020), Abe telah memberi sinyal bahwa akan sulit untuk mencabut status darurat pada 6 Mei mendatang seperti rencana awal, karena sistem kesehatan yang belum siap untuk beroperasi seperti biasa.

"Akan sulit untuk kembali ke kehidupan kita sebelumnya pada 7 Mei, kita harus bersiap untuk pertempuran panjang," ujar Abe sepeti dikutip melalui Bloomberg, Minggu (3/5/2020).

Dia mengatakan akan berkonsultasi dengan para ahli tentang perpanjangan dan mengumumkannya terlebih dahulu untuk memberikan waktu persiapan.

Perpanjangan itu berarti para gubernur regional, yang sebagian besar mendukung langkah-langkah ini, akan terus diberdayakan guna mengarahkan penutupan bisnis sementara dan mendesak warga agar tetap tinggal di rumah.

Sementara itu, jumlah kasus baru virus Corona yang dikonfirmasi di ekonomi terbesar ketiga di dunia ini bergerak dalam tren menurun, meningkatkan harapan bahwa upaya pemerintah telah berdampak positif.

Para ahli telah memperingatkan risiko jika membiarkan relaksasi kebijakan terlalu cepat, sementara itu akses tes virus yang terbatas membuatnya sulit untuk menilai skala infeksi yang sebenarnya.

Jepang memiliki sekitar 14.800 kasus Covid-19 sampai dengan Minggu (3/5/2020), penghitungan resmi terendah di antara negara-negara G7 lainnya.

Tokyo merupakan wilayah yang paling terpukul di negara itu, mengumumkan 46 kasus baru pada 30 April 2020, lebih tinggi dibandingkan dengan puncaknya dengan penambahan 201 kasus pada dua pekan sebelumnya. Lebih dari 4.000 orang telah terinfeksi virus Corona di wilayah Ibu Kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper