Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Virus Corona, India Perpanjang Lockdown Dua Minggu

India telah memberlakukan lockdown sejak 24 Maret, dengan lebih dari 35.000 kasus dikonfirmasi secara nasional.
Dua petugas polisi berjaga-jaga di Kota Mumbai, India, seiring dengan pemberlakuan lockdown untuk mencegah penyevaran virus corona COVID-19./Bloomberg
Dua petugas polisi berjaga-jaga di Kota Mumbai, India, seiring dengan pemberlakuan lockdown untuk mencegah penyevaran virus corona COVID-19./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Penguncian wilayah atau lockdown nasional di India diperpanjang setelah 4 Mei, selama dua minggu.

Adapun pedoman baru telah diuraikan untuk memperbarui sistem zonasi merah, hijau dan oranye yang ditunjuk negara. Zona merah dianggap sebagai hotspot, sementara relaksasi yang cukup akan diizinkan di daerah yang dianggap tidak terlalu berbahaya.

India telah memberlakukan lockdown sejak 24 Maret, dengan lebih dari 35.000 kasus dikonfirmasi secara nasional.

Mengutip BBC.com Minggu (3/5/2020), sebuah pernyataan kementerian dalam negeri yang baru, menguraikan perpanjangan hingga 18 Mei. Namun dia melihat catatan jumlah kasus baru ditambahkan ke penghitungan resmi negara.

Setidaknya 1.100 orang diketahui telah meninggal karena virus Corona di India, tetapi banyak yang percaya jumlah sebenarnya infeksi dan kematian jauh lebih tinggi daripada yang telah dilaporkan.

Wabah ini telah menyebabkan gangguan ekonomi besar di seluruh negeri, dengan banyak buruh kehilangan penghasilan dan jutaan pekerja migran terlantar dengan kesulitan ekonomi. Area akan diklasifikasikan sebagai zona hijau jika mereka tidak memiliki kasus yang dikonfirmasi selama 21 hari, sesuai dengan pedoman.

Semua area metropolitan utama India tetap diklasifikasikan sebagai zona merah dan akan tetap berada di bawah tindakan penguncian yang ketat. Semua klasifikasi zona telah digambarkan secara dinamis dan akan diperbarui setiap minggu. Lockdown di India termasuk yang terbesar dari beberapa negara di dunia, hal tersebut berdampak pada populasi 1,3 miliar orang.

Semua perjalanan melalui udara dan kereta api akan tetap dilarang atau diperpanjangan, begitu juga sekolah, restoran dan tempat ibadah juga tetap ditutup secara nasional. Selanjutnya, beberapa pekerja migran mulai melakukan perjalanan kembali ke negara bagian asal mereka dengan transportasi kereta api yang terorganisir secara khusus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper