Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ternyata Ada 46 ABK WNI di Kapal China, 4 Meninggal. Ini Kronologisnya

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengklaim jenazah dilarung di laut sesuai standar International Labour Organization (ILO), setelah mendapatkan klarifikasi dari pihak Duta Besar China di Indonesia.
Menlu Retno Marsudi saat memberikan keterangan kepada wartawan./Bisnis-Muhammad Khadafi
Menlu Retno Marsudi saat memberikan keterangan kepada wartawan./Bisnis-Muhammad Khadafi

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri mencatat terdapat tiga anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal saat bekerja di kapal Long Xin 629 milik perusahaan China.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan tiga ABK tersebut meninggal di atas kapal Long Xin 629, dan jenazahnya dikubur atau dilarung di laut lepas. Retno menyebut jenazah dilarung di laut sesuai standar International Labour Organization (ILO) setelah mendapatkan klarifikasi dari pihak Duta Besar China di Indonesia.

Retno menerangkan, satu ABK WNI yang viral diberitakan televisi Korea Selatan (MBS) berinisial AR meninggal pada 30 Maret 2020. Menurutnya, kabar tersebut berawal dari informasi yang didapatkan oleh KBRI Seoul bahwa pada 26 Maret 2020, AR sakit dan dipindahkan dari kapal Long Xin 629 ke kapal Tian Yu 8 untuk dibawa berobat ke pelabuhan.

Namun, kondisi AR kritis hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir pada 30 Maret 2020. “Jenazah almarhum kemudian dilarung/dikubur di laut lepas pada 31 Maret 2020 pada pukul 08.00 pagi,” katanya melalui konferensi pers virtual, Kamis (7/5/2020).

Dari info yang diperoleh KBRI, pihak kapal telah memberitahu pihak keluarga dan telah mendapat persetujuan keluarga untuk pelarungan di laut pada 30 Maret 2020. Pihak keluarga diklaim sudah sepakat menerima kompensasi kematian dari Tian Yu 8.

Pada kapal yang sama, terdapat dua ABK WNI meninggal saat berlayar di Samudera Pasifik, dan jenazahnya dilarung di laut pada Desember 2019.

“Keputusan pelarungan jenazah dua WNI ini diambil oleh kapten kapal karena kematian disebabkan penyakit menular dan dilakukan berdasarkan persetujuan awak kapal lainnya,” ujarnya.

Namun, pihaknya juga melayangkan nota diplomatik untuk minta klarifikasi. “Terkait dua WNI tersebut, KBRI Beijing juga telah menyampaikan nota diplomatik untuk minta klarifikasi mengenai kasus ini,” lanjutnya.

Kapal China Longxing 629
Kapal China Longxing 629

Kapal China Longxing 629./sumber: iattc.org

Dalam konferensi pers tersebut, Retno menjelaskan total ada 46 ABK WNI yang bekerja di empat kapal berbendera satu perusahaan asal China. Perinciannya, ada 15 ABK yang bekerja di kapal Long Xin 629. Satu orang WNI inisial EP pada 26 April 2020 diinformasikan sakit sesak nafas dan batuk berdarah.

Kemudian dibawa ke RS di Busan, Korsel, tetapi pada 27 April 2020 dinyatakan meninggal. Riwayat kematiannya ditulis meninggal karena pheumonia. Saat ini, sebanyak 14 WNI lainnya dinyatakan sehat, dan akan dipulangkan pada 8 Mei 2020 bersama jenazah EP.

Kapal kedua, sebanyak delapan WNI yang bekerja di Long Xin 605 telah dipulangkan pada 24 April 2020. Kapal ketiga, di kapal Tian Yu ada tiga ABK WNI. Ketiganya sudah dipulangkan sejak 24 April 2020.

Kapal keempat, kapal Long Xin 606 ada 20 ABK WNI. Sebanyak 18 orang sudang pulang ke Indonesia pada 3 Mei. Dua lainnya masih di atas kapal yang saat ini berada di perairan Korea, dan sedang diurus keimigrasianya. "Jika sudah selesai akan dipulangkan," kata Retno.

Tayangan video jenazah ABK Indonesia dibuang ke laut menjadi viral setelah pemilik akun YouTube, Korea Reomit bernama Jang Hansol menyebarkan berita yang tengah viral di Korea itu melalui akun Youtubenya.

“Video yang akan kita lihat habis ini adalah kenyataan pelanggaran HAM orang Indonesia yang bekerja di kapal China," ujar Jang Hansol menirukan penyiar saluran berita Korea, MBC seperti dikutip, Kamis (7/5/2020).

Dalam video itu, disebutkan MBC mendapatkan rekaman itu setelah kapal tersebut bersandar di Pelabuhan Busan.

Berdasarkan terjemahan yang disampaikan oleh Hansol, orang-orang Indonesia itu meminta bantuan kepada pemerintah Korea Selatan dan media setempat. Pada awalnya, pihak televisi tidak bersedia membantunya.

Adapun, tayangan itu menjadi trending topic di Twitter sejak kemarin malam. Hansol menjelaskan bahwa berita yang disiarkan MBC itu juga sedang viral di Korea Selatan. Pasalnya, ABK Indonesia yang bekerja di atas kapal nelayan China diperlakukan tidak manusiawi hingga meninggal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper