Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilkada Serentak 2020 Makin Rumit dan Makin Berat

Harus ada sikap responsif untuk menjawab kebutuhan yang ada, khususnya terkait ketersediaan regulasi yang memadai.
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Bobby Nasution (kiri) dan Aulia Rahman (kanan) usai pengumuman rekomendasi calon kepala daerah secara virtual di Medan, Sumatera Utara, Selasa (11/8/2020). DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan resmi mengusung menantu Presiden Joko Widodo Bobby Nasution dan Aulia Rahman sebagai pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020. ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Bobby Nasution (kiri) dan Aulia Rahman (kanan) usai pengumuman rekomendasi calon kepala daerah secara virtual di Medan, Sumatera Utara, Selasa (11/8/2020). DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan resmi mengusung menantu Presiden Joko Widodo Bobby Nasution dan Aulia Rahman sebagai pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020. ANTARA FOTO/Septianda Perdana

Bisnis.com, JAKARTA - Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengingatkan seluruh pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 harus bersikap responsif saat pandemi Covid-19 masih terus berlangsung

Anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini di Jakarta, Kamis (22/10/2020), mengatakan sikap tersebut sangat dibutuhkan, karena tantangan yang dihadapi cukup berat, sebab pilkada harus digelar dalam kondisi pandemi Covid-19.

"Harus ada sikap responsif untuk menjawab kebutuhan yang ada, khususnya terkait ketersediaan regulasi yang memadai, (termasuk peraturan pemerintah pengganti undang-undang) perppu (penundaan) sekalipun," kata dia.

Penyelenggara pemilu, menurut Titi, mesti terus melakukan evaluasi apakah Pilkada 2020 tetap benar-benar bisa dijalankan di tengah pandemi atau harus ditunda untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

"Simulasi pungut hitung harus terus dilakukan untuk memotret secara utuh detail teknis pelaksanaan pemilihan dengan protokol kesehatan," ujarnya.

Ia mengingatkan dampak pemilihan kepala daerah yang tetap harus digelar dalam kondisi pandemi Covid-19.

Pemilihan, dinilainya, semakin berat, rumit, kompleks, dan mahal sebagai dampak penyesuaian tata cara, prosedur dan mekanisme pengelolaan pemilihan selaras dengan protokol kesehatan.

"Terjadi adaptasi dan transformasi metode kampanye. Diarahkan agar dilakukan secara virtual/daring atau via media sosial,” jelasnya.

Kemudian, akses pemilih pada sumber informasi pemilihan (terkait proses dan kontestan) menjadi lebih terbatas atau tidak sebanyak sebelumnya.

Ruang gerak dan interaksi peserta dan pemilih lebih terbatas. Dan yang krusial, lanjut dia, yakni ada risiko terhadap kesehatan dan keselamatan warga negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper