Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anak Buah Sri Mulyani Ungkap Penyelundupan 3,2 Ton Narkoba Selama 2020

Total narkotika yang disita dari penindakan selama tahun 2020 sebanyak 3.216,31 kilogram atau 3,2 ton.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) didampingi Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi menghadiri peluncuran hasil pengukuran dampak ekonomi fasilitas Kawasan Berikat (KB) dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (18/2/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) didampingi Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi menghadiri peluncuran hasil pengukuran dampak ekonomi fasilitas Kawasan Berikat (KB) dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (18/2/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) merilis data penindakan terkait narkoba sepanjang 2020. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sepanjang 2020 terdapat total 811 penindakan terkait narkotika. Total narkotika yang disita dari penindakan tersebut sebanyak 3.216,31 kilogram atau 3,2 ton.

Secara perinci, dari 811 kasus, 329 kasus di antaranya berasal dari Indonesia. Sementara itu untuk mancanegara, penindakan penyelundupan narkotika dari Malaysia tercatat sebagai yang tertinggi dengan 112 kasus

Menanggapi data tersebut, Kepala Biro Humas dan Protokol BNN RI Brigjen Pol Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan bahwa banyaknya narkoba berasal dari Malaysia lantaran negeri jiran merupakan daerah transit.

"Malaysia sebagai transit negara asal adalah golden triangle mayoritasnya yang dari luar negeri," kata Pudjo saat dihubungi Bisnis, Kamis (18/2/2021).

Hal senada disampaikan,  Direktur Tindak Pidana (Dirtipid) Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Krisno Halomoan Siregar. Dia menjelaskan bahwa terdapat sejumlah faktor Narkoba sangat mudah masuk dari Malaysia.

Pertama, adanya hubungan negara tetangga dengan budaya dan bahasa yang sangat mirip. Kedua, garis pantai timur Pulau Sumatera yang panjang, sehingga mudah dijangkau oleh penyelundup dari Malaysia.

"Ketiga, Malaysia merupakan negara transit (tempat pengendali),sementara Indonesia sebagai negara tujuan karena jumlah pengguna," ucap Krisno kepada Bisnis.

Untuk mencegah maraknya narkotika yang masuk ke Indonesia, Polri telah bekerjasama dengan Kepolisian Malaysia atau Polis Diraja Malaysia (PDRM).

Selain itu, terkait pengawasan di pelabuhan resmi terdapat instansi terkait yang mengawasinya. Kemudian untuk pelabuhan rakyat, lanjut dia, Polri mengimplementasikan model perpolisian masyarakat.

Caranya, kata dia, dengan memberdayakan komunitas masyarakat nelayan sebagai sumber informasi. 

"Sementara pelabuhan rakyat Polri mengimplentasikan model  Perpolisian masyarakat dengan memberdayakan komunitas masyarakat nelayan untuk menjadi sumber informasi jika mengetahui ada barang ilegal (dicurigai) masuk ke lingkungannya," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper