Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Momen Ramadan dan Idufitri Pacu Pertumbuhan Ekonomi

Selain meningkatkan konsumsi masyarakat, Ramadan dan Idul Fitri juga mendorong pertumbuhan penggunaan sarana informasi, telekomunikasi, kesehatan, dan pertanian.
Pedagang kurma menata dagangannya di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (2/6)./Antara-Muhammad Adimaja
Pedagang kurma menata dagangannya di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (2/6)./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional, Arsjad Rasjid menyatakan, momen bulan suci Ramadan dan hari raya Idulfitri menjadi salah satu faktor pemicu dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang positif, pada Kuartal II – 2021.

Arsjad mengungkapkan, selain meningkatkan konsumsi masyarakat, Ramadan dan Idul Fitri juga mendorong pertumbuhan penggunaan sarana informasi, telekomunikasi, kesehatan, dan pertanian.

“Momen Ramadan dan Idul Fitri selalu menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Tahun ini, masyarakat menyambut Idul Fitri lebih antusias, dibandingkan tahun lalu. Saya yakin pertumbuhan ekonomi yang positif, pada Kuartal II tahun ini akan terwujud,” kata Arsjad dalam keterangan tertulisnya.

Selama bulan Ramadan, lanjut Arsjad, masyarakat cukup patuh menjalankan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19. Ditambah lagi, pemerintah juga menerapkan kebijakan yang memicu peningkatan konsumsi dan produktivitas, di antaranya peningkatan penyaluran likuiditas bagi sektor riil, penurunan suku bunga pinjaman korporasi, dan meningkatkan kinerja ekspor.

“Bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga memicu kenaikan omzet penjualan. Permintaan konsumen yang terus bertambah mendorong peningkatan produksi dan omzet penjualan. Ini berarti terjadi perputaran uang yang cukup besar sehingga menimbulkan efek domino. Ditambah lagi banyaknya program diskon yang ditawarkan pelaku usaha. Ini menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi kita,” jelasnya.

Arsjad juga sependapat dengan pernyataan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyebutkan bahwa pemulihan ekonomi akan terus berlanjut dan menunjukkan tren kenaikan pada Kuartal II-2021. Pemulihan tersebut tercermin pada sejumlah indikator, di antaranya PMI Manufaktur yang mencapai 54,6 dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mendekati angka normal yaitu antara 90-100.

“Saya sependapat dengan Menko Perekonomian Pak Airlangga Hartarto bahwa perekonomian nasional akan tumbuh berdasarkan V-curve. Pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II akan memasuki jalur positif dan diperkirakan bisa mencapai 7%,” ujarnya.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera telah mendekati arah positif, yaitu minus 0,86%, Pulau Jawa minus 0,83%, dan Pulau Kalimantan minus 2,23%. Sementara itu, sebagian wilayah Kawasan Tengah dan Timur Indonesia telah bertumbuh positif. Pertumbuhan ekonomi di Pulau Sulawesi positif 1,2%, Maluku dan Papua 8,97%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper