Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Curiga Rusia Akan Perang Panjang Hingga Kuasai Wilayah Moldova

AS menuding Putin akan membuka koridor perang baru ke wilayah yang dikuasai Rusia di Moldova.
Misil Rusia membombardir pabrik baja Azovstal di Mariupol, Ukraina/New York Times
Misil Rusia membombardir pabrik baja Azovstal di Mariupol, Ukraina/New York Times

Bisnis.com, JAKARTA—Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) Avril Haines menyebutkan Presiden Vladimir Putin tidak akan mengakhiri perang di Ukraina sekalipun telah menguasai willayah Donbas. Dia menuding Putin justru akan membuka koridor ke wilayah yang dikuasai Rusia di Moldova.

Intelijen AS juga memandang semakin besar kemungkinan bahwa Putin akan memobilisasi seluruh kekuatan negaranya, termasuk memerintahkan darurat militer. Bahkan negara itu akan mengandalkan kekuatannya untuk mengurangi dukungan Barat pada Ukraina, menurut intelijen AS.

"Kami menilai Presiden Putin sedang mempersiapkan konflik berkepanjangan di Ukraina di mana dia masih berniat untuk mencapai tujuan di luar Donbas," kata Haines seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (11/5).

Intelijen AS menganggap keputusan Putin untuk memusatkan pasukan Rusia di wilayah Donbas timur adalah "hanya perubahan sementara" setelah kegagalan mereka untuk merebut Kiev di utara.

Pasukan Rusia masih berniat untuk memenangkan wilayah di seberang pantai Laut Hitam dan sebagian untuk mengamankan sumber daya air untuk Krimea, yang direbut Moskow pada 2014, ujar Haines kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat.

"Kami ... melihat indikasi bahwa militer Rusia ingin memperpanjang jembatan darat ke Transnistria," kata Haines, mengacu pada wilayah separatis Moldova yang didukung Moskow di sepanjang perbatasan barat daya Ukraina.

Namun, dia mengatakan pasukan Rusia saat ini tidak cukup kuat untuk merebut dan menguasai semua wilayah itu tanpa mobilisasi pasukan dan sumber daya yang lebih umum dari masyarakat Rusia.

Pemimpin Rusia "menghadapi ketidakcocokan antara ambisinya dan kemampuan militer konvensional Rusia saat ini", katanya. Artinya, kemungkinan beberapa bulan ke depan Rusia akan bergerak di sepanjang lintasan yang lebih tidak terduga dan berpotensi meningkat.

"Tren saat ini meningkatkan kemungkinan bahwa Presiden Putin akan beralih ke cara yang lebih drastis, termasuk memberlakukan darurat militer, reorientasi produksi industri, atau opsi militer yang berpotensi meningkat untuk membebaskan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya," kata Haines. 

Pasukan Rusia disebutkan akan berupaya lebih keras untuk mengganggu pasokan militer Barat untuk Ukraina. Moskow jugaa akan  mencoba untuk membalas sanksi ekonomi.

Dia mengatakan bahwa pemimpin Rusia mengandalkan kemampuan untuk bertahan lebih lama untuk menghadapi dukungan Barat untuk Ukraina saat perang berlanjut.

"Putin kemungkinan besar juga menilai bahwa Rusia memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menanggung tantangan daripada musuh-musuhnya. Karena itu dia menilai tekad AS dan UE akan melemah karena kekurangan pangan, inflasi, dan harga energi semakin buruk," kata Haines.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper