Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lima Tentara Bayaran Asal Eropa Diadili di Donetsk, Terancam Hukuman Mati

Lima orang, yang ditangkap di Ukraina timur, akan diadili di pengadilan kelolaan separatis di kota Donetsk, Ukraina. Mereka diduga merupakan tentara bayaran.
Terancam hukuman mati, lima orang yang diduga tentara bayaran asal Eropa diadili di Donetsk. Ilustrasi makam tentara Ukraina./ Antara-Reuters
Terancam hukuman mati, lima orang yang diduga tentara bayaran asal Eropa diadili di Donetsk. Ilustrasi makam tentara Ukraina./ Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Lima warga Eropa yang ditangkap di Ukraina timur diadili di pengadilan kelolaan separatis yang didukung Rusia di kota Donetsk, Ukraina.

Berdasarkan laporan media Rusia, dikutip TheGuardian.com, Selasa (16/8/2022), kelima orang itu adalah Mathias Gustafsson dari Swedia, Vjekoslav Prebeg dari Kroasia, dan warga Inggris John Harding, Andrew Hill, dan Dylan Healy. Kelima orang itu mengaku tidak bersalah atas tuduhan menjadi tentara bayaran.  Sidang pengadilan berikutnya dalam kasus ini dijadwalkan pada Oktober mendatang.

Adapun, menurut laporan kantor berita RIA Novosti, Harding, Prebeg, dan Gustafsson ditangkap di pelabuhan Mariupol, Ukraina dan menghadapi kemungkinan eksekusi mati karena mencoba merebut kekuasaan dengan paksa dan berpedan dalam konflik bersenjata sebagai tentara bayaran.

Kemudian, Hill menghadapi tuduhan sebagai tentara bayaran, sedangkan Healy diadili karena mengambil bagian dalam perekrutan tentara bayaran untuk Ukraina.

Pada 9 Juni 2022, Mahkamah Agung Republik Donetsk, memproklamirkan diri telah menghukum mati dua warga Inggris dan seorang warga Maroko karena menjadi tentara bayaran. Ketiganya telah mengajukan banding atas putusan tersebut.
Meski sudah ada moratorium hukuman mati di Rusia sejak 1997, tetapi hukum itu tidak berlaku di dua wilayah separatis di Ukraina.

Media sosial Ukraina dihebohkan dengan spekulasi bahwa Kremlin mungkin berusaha menggunakan para pejuang asing untuk mendapatkan konsesi dari Ukraina atau menukarnya dengan tahanan Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper