Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Xi Jinping: China dalam Fase Baru Pengendalian Covid-19

Presiden China Xi Jinping mengatakan negara tersebut kini berada dalam fase baru pengendalian Covid-19. Apa maksudnya?
Presiden China Xi Jinping/ Bloomberg.
Presiden China Xi Jinping/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping mengatakan, dalam pidato Tahun Baru 2023, bahwa China saat ini berada dalam fase baru pengendalian Covid-19. Dia mengklaim China juga telah beradaptasi, setelah mengikuti pendekatan berbasis sains dan terarah.

Dia juga mengingatkan warganya bahwa tantangan berat tetap menyelimuti perjuangan China melawan infeksi Covid-19 pada 2023.

Hal itu disampaikan Xi Jinping setelah berminggu-minggu diam terkait kebijakan Covid-19 yang menginfeksi ratusan juta orang dan memberikan pukulan telak bagi kegiatan ekonomi China.

"Strategi negara telah dioptimalkan untuk melindungi kehidupan masyarakat dan meminimalkan biaya ekonomi," ujar Xi Jinping jelang malam pergantian tahun 2023 seperti dikutip Bloomberg, Senin (2/1/2023).

Pada 7 Desember 2022, pemerintah China mengambil langkah-langkah pelonggaran definitif dari pendekatan tanpa toleransi yang keras untuk membendung penyebaran Covid-19.

Kebijakan tersebut yang mencakup penguncian (lockdown) yang cepat, pengujian massal yang sering, dan perbatasan serta penutupan wilayah.

Xi Jinping telah berulang kali mempertahankan strategi tersebut, meskipun biaya ekonomi terus meningkat hingga pertengahan Oktober 2022.

Namun jelang pergantian tahun, Xi Jinping justru membuat pengakuan yang tampaknya langka tentang kesulitan yang dialami orang-orang China selama periode lockdown serta penyebaran Covid yang cepat.

"Sejak Covid-19 melanda, kami telah mengutamakan manusia dan mengutamakan kehidupan selama ini. Dengan upaya luar biasa, kami telah mengatasi kesulitan dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan ini bukanlah perjalanan yang mudah bagi siapa pun. Kami sekarang telah memasuki fase baru respons Covid di mana tantangan berat tetap ada," ujar Xi Jinping.

Selama pandemi Covid-19, ekonomi China pada 2022 kacau melalui kemerosotan pasar properti, permintaan konsumen yang lesu, dan anjloknya permintaan di sektor manufaktur dan jasa.

Siaran televisi Xi muncul setelah data pada hari sebelumnya menunjukkan aktivitas ekonomi pada bulan Desember 2022 mengalami kontraksi terbesar dari bulan sebelumnya, bahkan sejak Februari 2020 atau awal pandemi.

Angka penjualan rumah di China terus merosot pada Desember 2022, sementara laporan yang akan dirilis minggu ini diperkirakan akan menunjukkan tekanan lebih lanjut pada manufaktur dan sektor jasa.

Sementara analis memperkirakan pertumbuhan melambat menjadi 3 persen pada tahun 2022, Xi Jinping mengatakan produk domestik bruto China melebihi 120 triliun yuan (US$17,4 triliun) tahun lalu. Data itu menunjukkan ekonomi China berkembang setidaknya 4,4 persen.

"Ekonomi China menikmati ketahanan yang luar biasa, potensi yang luar biasa, dan vitalitas yang luar biasa. Fundamental yang mempertahankan pertumbuhan jangka panjangnya tetap kuat," ujar Presiden China tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper