Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ibu Berperan Penting Entaskan Stunting, Menkes: Suami Boleh Bodoh, Anak Jangan

Menkes berkelakar saat menjelaskan peran penting ibu dalam mengentaskan stunting yakni melalui pemenuhan asupan gizi cukup bagi buah hati.
Ibu Berperan Penting Entaskan Stunting, Menkes: Suami Boleh Bodoh, Anak Jangan. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin / Istimewa rn
Ibu Berperan Penting Entaskan Stunting, Menkes: Suami Boleh Bodoh, Anak Jangan. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin / Istimewa rn

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) menyoroti peran ibu yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi anak. Mengingat stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, sampai rendahnya kemampuan belajar.

"Tidak ada satupun wanita Indonesia yang menginginkan anaknya [menjadi] bodoh, suaminya bodoh tidak apa-apa tetapi anaknya jangan sampai," canda Budi dalam agenda Hari Gizi Nasional di BKKBN, Rabu (25/1/2023).

Dia menjelaskan bahwa gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak atau stunting tidak akan bisa diatasi apabila seluruh pihak tak saling bekerja sama. Bahkan, apabila seluruh pihak tak bergotong royong maka stunting akan memberikan dampak fatal bagi tujuan Pemerintah untuk mencapai Indonesia emas pada 2045 dengan potensi demografi yang besar.

Penyebabnya, kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis menjadi masalah serius, lantaran anak yang tumbuh stunting berpotensi membuat fisik dan kecerdasan mereka terhambat.

Selain itu, Menkes mengatakan bahwa stunting umumnya terjadi akibat balita kekurangan asupan penting seperti protein hewani dan nabati dan juga zat besi. Hanya saja daerah-daerah dengan kemiskinan tinggi, seringkali ditemukan balita kekurangan gizi akibat ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan primer rumah tangga.

Pemberian biskuit sebagai pangan tambahan juga dianggap tidak efektif dalam pengentasan stunting. Sebab anak butuh asupan protein, bukan karbohidrat tinggi seperti yang ada di biskuit.

Orang tua juga perlu rutin memeriksa tinggi dan berat badan anak. Jika kurvanya tidak mengalami kenaikan dalam dua bulan berturut-turut, segera dibawa ke posyandu atau puskesmas.

"Jadi ingin saya sampaikan ke ibu-ibu, begitu timbangan anak tidak naik, segera kirim ke puskesmas. Karena kalau disitu diintervensi, 90 persen bisa sembuh. Bapak ibu jangan tunggu anaknya stunting, telat," tandasnya.

Tidak hanya itu, kelakar lain juga disampaikan oleh mantan CEO dan Direktur Utama MIND ID tersebut, di mana dirinya menegaskan agar orang tua tidak menunda-nunda untuk selalu mengecek kesehatan anak ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), hal ini untuk menekan angka stunting di Indonesia.

“Jangan tunggu stunting. Kalau bisa begitu ditimbang [berat anak] tidak naik kirim ke puskesmas dan dikasih gizi tambahan karena kemungkinan sembuhnya lebih tinggi dan dikasih protein hewani, sebab jika anak kita pintar maka jadi bonus demografi, kalau anak bodoh [mereka kerja] bisa raih US$1.000 pendapatan, kalo pintar US$10.000 kalo 2023 bonus demografi [pendapatan Indonesia bisa] US$3 triliun,” pungkas Budi.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Desember 2021, di lingkungan negara Asia Tenggara, prevalensi stunting adalah Myanmar 35 persen, Vietnam 23 persen, Malaysia 17 persen, Thailand 16 persen, Singapura 14 persen dan Indonesia 24 persen.

Semetara itu, Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh BKPK Kemenkes pada 2021, diketahui bahwa proporsi stunting tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Timur (37,8 persen), Sulawesi Barat (33,8persen), dan Aceh (33,2persen). Adapun yang terendah di Bali 10,9 persen, DKI Jakarta 16,5 persen, Yogyakarta 17,3 persen, Kepulauan Riau 17,6 persen, dan Lampung 18,5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper