Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Korsel dan PM Jepang Bertemu Bahas Rudal-Nuklir Korut

Presiden Korsel Yoon Suk-yeol akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Keduanya akan membahas nuklir dan rudal Korut.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida melakukan lemparan pertama menjelang pertandingan bisbol Jepang vs Korea Selatan di Tokyo Dome, Tokyo, Jepang 10 Maret 2023. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida melakukan lemparan pertama menjelang pertandingan bisbol Jepang vs Korea Selatan di Tokyo Dome, Tokyo, Jepang 10 Maret 2023. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol akan tiba di Jepang pada Kamis (16/3/2023) untuk pertemuan puncak dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Pertemuan itu akan membahas sejumlah agenda termasuk rudal dan nuklir Korea Utara (Korut).

Melansir NHK, kunjungan dua hari tersebut merupakan perjalanan pertama Yoon ke Jepang sejak menjabat pada Mei tahun lalu. Dia akan didampingi istrinya, Kim Keon-hee.

Yoon akan bertemu dengan pejabat Persatuan Penduduk Korea di Jepang, atau Mindan, saat makan siang. Dia akan mengadakan pembicaraan dengan Kishida.

Pihak Korea Selatan ingin meningkatkan hubungan bilateral di tengah situasi keamanan yang semakin parah, di mana Korea Utara mempercepat pengembangan nuklir dan misilnya.

Seoul berharap untuk melanjutkan kunjungan bersama oleh para pemimpin Jepang dan Korea Selatan. Seoul juga percaya hubungan yang lebih baik akan berkontribusi untuk memperkuat kolaborasi antara Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.

Kishida dan Yoon juga akan makan malam untuk memperdalam rasa saling percaya mereka.

Pada Jumat (17/3/2023), Yoon akan bertemu dengan para pemimpin bisnis dari kedua negara dan memberikan kuliah di sebuah universitas di Tokyo.

Dia diharapkan menyerukan untuk menciptakan hubungan yang berorientasi masa depan.

Pemerintah Korea Selatan baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menyelesaikan masalah tenaga kerja masa perang dengan Jepang.

Yayasan yang berafiliasi dengan pemerintah Korea Selatan akan membayar ganti rugi menggantikan perusahaan Jepang, kepada orang-orang atau anggota keluarga mereka dipaksa bekerja untuk perusahaan tersebut selama Perang Dunia Kedua.

Pada tahun 2018, Mahkamah Agung Korea Selatan memerintahkan perusahaan Jepang untuk membayar ganti rugi kepada penggugat.

Di Korea Selatan, beberapa orang menentang rencana tersebut. Pengamat mengatakan Yoon ingin meredakan kritik dengan membuahkan hasil selama kunjungannya ke Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper