Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Vs Ukraina: IMF Setujui Pinjaman US$15,6 Miliar untuk Ukraina

IMF menyetujui program pinjaman empat tahun senilai US$15,6 miliar untuk Ukraina. Pinjaman itu bagian dari paket global senilai US$115 miliar.
Logo The International Monetary Fund (IMF)./Reuters
Logo The International Monetary Fund (IMF)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui program pinjaman empat tahun senilai US$15,6 miliar untuk Ukraina. Pinjaman itu bagian dari paket global senilai US$115 miliar untuk mendukung ekonomi negara itu saat berperang melawan Rusia.

Melansir Reuters, Sabtu (1/4/2023), keputusan tersebut membuka jalan untuk pencairan segera sekitar US$2,7 miliar ke Kyiv, dan membutuhkan reformasi ambisius pejabat Ukraina, terutama di sektor energi, kata IMF dalam sebuah pernyataan.

Pinjaman Extended Fund Facility (EFF) adalah program pembiayaan konvensional besar pertama yang disetujui IMF untuk negara yang terlibat dalam perang skala besar.

Menurut seorang sumber, bahwa paket pinjaman itu untuk menandakan komitmen komunitas global mendukung Ukraina dalam perang melawan Ukraina.

Program IMF jangka panjang Ukraina sebelumnya senilai US$5 miliar dibatalkan pada Maret 2022 ketika IMF meluncurkan dana US$1,4 miliar untuk pembiayaan darurat dengan beberapa persyaratan bagi Ukraina.

Pinjaman terbaru diharapkan akan membuka dukungan internasional tambahan senilai sekitar US$100 miliar untuk Ukraina.

Seorang pejabat IMF mengatakan paket US$115 miliar termasuk pinjaman IMF, US$80 miliar dalam bentuk hibah dan pinjaman lunak dari lembaga multilateral dan negara lain, dan komitmen pengurangan utang senilai US$20 miliar.

Ukraina harus memenuhi persyaratan tertentu selama dua tahun ke depan, termasuk menghindari langkah-langkah yang dapat menggerus pendapatan pajak, mempertahankan cadangan devisa yang memadai untuk menjaga stabilitas nilai tukar, mendorong kemandirian bank sentral, dan memperkuat upaya antikorupsi.

Reformasi yang lebih dalam akan diperlukan pada tahap kedua program untuk meningkatkan stabilitas dan rekonstruksi awal pascaperang, kembali ke kerangka kebijakan fiskal dan moneter sebelum perang, meningkatkan daya saing dan mengatasi kerentanan sektor energi, kata IMF.

Deputi Direktur Pelaksana Pertama IMF Gita Gopinath mengatakan program tersebut menghadapi risiko "sangat tinggi" dan keberhasilannya bergantung pada ukuran, komposisi, dan waktu pembiayaan eksternal untuk membantu menutup kesenjangan fiskal dan pembiayaan eksternal serta memulihkan kesinambungan utang Ukraina.

"Invasi Rusia ke Ukraina terus memiliki dampak ekonomi dan sosial yang menghancurkan," katanya, memuji otoritas Ukraina karena mempertahankan "stabilitas makroekonomi dan keuangan secara keseluruhan."

Keputusan tersebut meresmikan kesepakatan tingkat staf IMF yang dicapai dengan Ukraina pada 21 Maret yang mempertimbangkan jalur Ukraina menuju aksesi ke Uni Eropa setelah perang.

Adapun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik pendanaan baru tersebut.

"Ini merupakan bantuan penting dalam perjuangan kami melawan agresi Rusia," katanya di Twitter.

"Bersama kita mendukung perekonomian Ukraina. Dan kita maju menuju kemenangan!"

Sementara itu, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan paket pendanaan itu akan membantu mengamankan stabilitas ekonomi dan keuangan, menetapkan dasar untuk rekonstruksi jangka panjang.

"Saya meminta semua kreditor resmi dan swasta lainnya untuk bergabung dengan inisiatif ini untuk membantu Ukraina karena mempertahankan diri dari perang Rusia yang tidak beralasan," kata Yellen dalam sebuah pernyataan.

"Amerika Serikat akan terus mendukung Ukraina dan rakyatnya selama diperlukan."

IMF mengatakan bahwa banyak pemangku kepentingan, termasuk lembaga keuangan internasional, perusahaan sektor swasta, sebagian besar kreditor dan donor bilateral resmi Ukraina mendukung proses perlakuan utang dua langkah untuk Ukraina yang mencakup jaminan pembiayaan yang memadai untuk keringanan utang dan pembiayaan lunak selama dan setelah program.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper