Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

25 Tahun Reformasi, Catatan Munim Idries terkait Tragedi Trisakti

Penembakan empat mahasiswa Trisakti ditujukkan untuk membunuh, bukan melumpuhkan.
Demo mahasiswa pasca tragedi Trisakti di jakarta, Mei 1998. Bisnis
Demo mahasiswa pasca tragedi Trisakti di jakarta, Mei 1998. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA- Hingga kini pelaku penembakan empat mahasiswa Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998 masih buram. Presiden berganti dan rezim beralih, tetapi belum ada titik terang penuntasan tragedi Trisakti khususnya, dan kerusuhan Mei 1998 umumnya.

Sejak semula, kasus ini seolah ditakdirkan menempuh jalan berliku nan panjang untuk pembuktian. Hal itupun tersirat dari catatan Almarhum Ahli Forensik dr. Mun’im Idries.

Sosok Mun’im Idries merupakan ahli forensik kawakan yang tak segan melawan arus. Dirinya punya sikap bahwa siapapun yang mati masih mempunyai hak untuk mendapatkan keadilan.

Rujukan Mun’im adalah standar ilmiah forensik. Dia tak takut ditekan ataupun diintervensi, seperti sewaktu dirinya terlibat pembuktian kematian janggal Marsinah.

Beruntung, sebelum kepergiannya pada September 2013, Mun’im Idries sempat merilis seluruh catatannya terkait kasus-kasus besar yang melibatkan dunia forensik. Salah satu catatan penting dalam buku berjudul “Indonesia X-Files” adalah terkait penembakan Trisakti.

Buku itu  juga memuat berbagai opini forensik berbagai kasus besar lainnya, yakni misteri Marsinah, kematian Soekarno, pembunuhan Munir, hingga “Petrus”.

Penembakan Trisakti menewaskan empat mahasiswa, Elang Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Kesemua korban tewas dibawa ke RS Sumber Waras.

Mun’im baru mengetahui adanya penembakan di Universitas Trisakti dan berakhir dengan tewasnya empat mahasiswa pada malam hari. Belum sempat dia membuka pintu rumah yang berlokasi di Duri Kosambi, Jakarta Barat, panggilan telepon darurat masuk.

Brigjen Idham Azis yang waktu itu menjabat Kasatserse Polres Jakarta Barat menghubunginya via ponsel. Mun’im diminta membantu melakukan forensik terhadap korban penembakan di RS Sumber Waras.

Namun, dokter forensik UI itu diminta melapor dan berkoordinasi di Terminal Grogol, tidak langsung menuju RS Sumber Waras. “Memang betul di Pos Polisi Terminal Grogol banyak petugas kepolisian, rupanya tempat tersebut dijadikan Pos Komando,” tulis Mun’im.

Perintah melakukan forensik pun datang dari Kapolres Jakarta Barat yang waktu itu dijabat Timur Pradopo dan Kapolda Metro Jaya Hamami Nata. Selepas sampai di Terminal Grogol, Mun’im tidak langsung diantar menuju ruang mayat RS Sumber Waras, Kapolres dan Kapolda meminta dirinya menunggu.

“Menunggu koordinasi, yang saya tak tahu koordinasi dengan siapa,” tulis Mun’im.

Hingga pukul 23.00 WIB, Mun’im menunggu tanpa kejelasan. Hingga muncul inisiatifnya untuk langsung menuju RS Sumber Waras yang lokasinya pun hanya selurusan dekat dengan Terminal Grogol.

Mun’im pun meminta petugas mengantarnya segera. Namun bukan menempuh jalan langsung ke RS Sumber Waras, sepeda motor petugas itu mengantar sang dokter melalui jalan-jalan tikus yang memutar.

Di sini keanehan situasi itu berlanjut. “Pak Dokter, kita tidak tahu siapa kawan dan lawan,” sergah sang petugas kepada Mun’im.

Singkat cerita, Mun’im menuju kamar mayat yang masih ramai dikerubungi para mahasiswa. Keadaan itu sungguh mencekam.

Bagi Mun’im, satu-satunya tugas penting paling diutamakan saat itu adalah melakukan bedah forensik secepatnya agar peristiwa berdarah tersebut memiliki bukti sahih. Pasalnya, sosok dokter forensik harus melobi para keluarga korban agar mengizinkan pemeriksaan.

“Bu, memang benar yang sudah wafat tidak mungkin bisa dihidupkan kembali, akan tetapi almarhum masih mempunyai hak, hak untuk memperoleh keadilan, dan ini merupakan tugas dan kewajiban yang masih hidup,” jelas Mun’im kepada keluarga korban.

Izin pun diberikan. Selama 90 menit Mun’im melakukan pemeriksaan kepada empat mahasiswa Trisakti yang tewas. Masing-masing mendapat luka tembak pada daerah yang mematikan, bukan untuk melumpuhkan.

“Ini jelas dari lokasi luka tembak, yaitu di bagian tubuh yang mematikan, ada yang did aerah dahi dan tembus ke belakang kepala, ada yang di leher, di punggung, dan ada yang di daerah dada,” tulis Mun’im.

Pada saat pemeriksaan itu, Mun’im juga menemukan mantel dari proyektil berwarna kuning tembaga di daerah leher, tepat di batang tenggorok.  Pada korban lainnya, proyektil masih bersarang di kulit daerah dada kiri, serta dua korban lainnya, proyektil menembus tubuh.

Dokter forensik yang eksentrik ini berada di RS Sumber Waras hingga pukul 04.00 WIB, pada 13 Mei 1998. Setelahnya, Mun’im dijemput dua petugas dengan sepeda motor menuju Polda Metro Jaya.

“Pak, ini proyektil yang saya dapatkan tertanam pada leher salah satu korban. Dua korban pelurunya menembus, sedangkan satunya lagi masih tertanam di daerah dada kiri, dan saya tidak bisa mengeluarkannya,” lapor Mun’im kepada Kapolda Metro Jaya Hamami Nata.

Saat itu, Hamami Nata dikatakan Mun’im sangat merasa kecewa. Sebabnya, seluruh petugas yang diperintahkan menjaga demonstrasi hanya dibekali peluru karet dan hampa.

“Dari mana datangnya peluru ini?” tanya Hamami kepada Mun’im yang juga kebingungan.

Secara keseluruhan catatan Mun’im terkait tragedi Trisakti memberikan gambaran banyaknya unit-unit pasukan yang terlibat dari berbagai kesatuan. Bahkan, saling curiga antar petugas di lapangan sangat kuat tercium.

Namun kasus tewasnya mahasiswa Trisakti, hingga tragedi Semanggi I dan II serta rentetan kerusuhan selama awal Reformasi selayaknya bisa terungkap, serta para korban bisa mendapatkan keadilan. Kini 25 tahun peristiwa itu berlalu, sudah di manakah pembuktian dan keadilan itu?

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper