Dokter Lanny Juniarti (kiri) dalam  acara Aesthetic Outlook 2019: The Turn-around paradigm of beauty  4.0/Antara
Fashion

Pengaruh Media Sosial, Inilah Kriteria Cantik di Era Industri 4.0

Newswire
Rabu, 13 Februari 2019 - 11:06
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pakar kecantikan dr Lanny Juniarti menilai telah tejadi pergeseran kriteria cantik di era industri 4.0 yang mengedepankan teknologi digital sehingga menuntut munculnya keinginan penampilan wajah yang lebih baik.

"Saat ini semakin banyak wanita yang ingin tampil menarik di media sosial  sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi industri estetika (kecantikan) untuk memenuhi permintaan masyarakat," kata Lanny yang juga menjabat President Director Miracle Aesthetic Clinic Group di Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Tahun lalu, keinginan untuk memiliki tampilan wajah yang lebih baik dan cantik membuat beauty transformation menjadi tren yang populer, katanya dalam  acara “Aesthetic Outlook 2019: The Turn-around paradigm of beauty  4.0”.

Seperti halnya revolusi industri berkembang dan mengalami perubahan dari industri 1.0 menuju 4.0, demikian pula industri kecantikan mengalami revolusi.

Pada Beauty 1.0, konsep perawatan fokus hanya pada satu dimensi saja, yaitu dokter menggunakan apa yang disebut dengan golden ratio. Dan dari sudut pandang dokter  yang menentukan perawatan yang terbaik bagi pelanggan.

Sedangkan pada Beauty 2.0, masyarakat menginginkan tampilan wajah dengan tampilan sempurna, namun tetap memiliki keaslian, versi terbaik dari dirinya, tidak menjadi diri orang lain.

Sedangkan era Beauty 3.0  tuntutan masyarakat kian berkembang. Mereka tidak hanya sekadar ingin menyempurnakan tampilan wajahnya namun perawatan kecantikan yang dilakukan dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka.

Saat ini industri kecantikan telah memasuki era Beauty 4.0. Era digital sangat mempengaruhi perubahan di industri kecantikan. Media sosial bukan hanya menciptakan jaringan sosial, akan tetapi juga akhirnya menyebabkan munculnya social beauty.

Eksistensi diri seseorang di media sosial dapat menimbulkan dampak yang positif, atau justru menuai  kritik dari haters. Hal ini tentunya menimbulkan dampak pada sosial dan psikologi seseorang.

Demikian juga di social beauty, penampilan seseorang dapat menjadi pujian, sindiran, atau bahkan menjadi hujatan. Pada akhirnya hal inilah yang membuat terbentuknya tuntutan baru di dunia estetika.

Beauty 4.0 kini tidak lagi fokus pada sudut pandang dokter. Tidak lagi terikat pada sudut pandang dan keinginan individu saja. Tidak juga berorientasi hanya pada 1 atau 2 dimensi, namun multidimensional.

"Sebagai seorang ahli di bidang estetik, kami menyarankan perawatan apa yang tepat, untuk memenuhi apa yang menjadi keinginan klien, dengan tetap memilki kekhasan tampilan wajahnya, sehingga rasa percaya diri mereka semakin bertambah," ujar Lanny.

Namun tidak cukup sampai di situ saja, juga perlu memahami juga apakah perawatan kecantikan yang dilakukan dapat memberikan dampak yang baik pada kehidupan sosial mereka, ungkapnya.

Jangan sampai, misalnya wajah pelanggan malah menjadi bahan hujatan orang lain, seperti tidak proporsional atau bahkan terlihat aneh.

Lanny mempertegas tujuan dari Beauty 4.0, bagaimana para praktisi dapat memenuhi keempat dimensi tersebut merupakan sebuah tantangan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro