Ilustrasi/Popsugar
Relationship

Melawan Stereotipe Gender Bagi Pendidikan Wanita

Dewi Andriani
Sabtu, 16 Februari 2019 - 12:13
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Stereotipe gender yang mengakar dalam budaya masyarakat pada akhirnya membuat para wanita harus mengubur impiannya. Tak heran bila jumlah wanita yang melangkah maju di dunia pendidikan masih minim.

Berdasarkan data statistik perguruan tinggi pada 2017, hanya 1 dari 6 wanita lulusan SMA atau SMK yang dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat sarjana. Secara gambaran, dari 32 siswa yang ada di kelas, hanya 4 diantaranya yang bisa kuliah.

Lintang Gustika, Project Manager dari Hoshizora Fondation mengatakan bahwa seriotip wanita untuk tidak perlu mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lebih terasa di daerah. “Masyarakat di daerah lebih mensupport lelaki untuk kulih tinggi, sedangkan wanita masih sulit untuk bisa bermimpi besar,” ujarnya

Fakta tersebut didapatkan pada saat tim dari Hoshizora Foundation yang merupakan yayasan nirlaba ini mewawancarai adik-adik yang berprestasi dari daerah untuk mendapatkan beasiswa pendidikan.

Lintang menceritakan sulitnya tim meyakinkan para orang tua agar memberikan kesempatan anak perempuannya mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. “Kadang steriotip dan tantangan bukan hanya dari pihak luar, dari keluarga pun kadang kala masih banyak yang tidak mendukung,” tuturnya.

Stereotipe dan komentar miring tersebut pun rupanya pernah menghampiri penyanyi muda berbakat Gita Gutawa ketika hendak melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Apalagi saat itu karir bermusik putri dari komposer Erwin Gutama ini tengah cemerlang.

Namun hal tersebut tidak diindahkan olehnya. Gita terus menjalankan pendidikannya hingga berhasil menyelesaikan studi S1 di University of Brimingham, dan menyandang gelas master dari studi S2 di London School of Economics and Political Science LSE di usianya yang masih tergolong muda.

Menurutnya sudah tidak jaman lagi memberi stereotip gender dengan mengatasnamakan pernikahan. Sebab, baginya menikah bukan menjadi alasan perempuan untuk mengubur impiannya untuk menempuh pendidikan dan mengembangkan dirinya.

Apalagi sudah banyak contoh wanita yang sukses menyeimbangkan antara kehidupan keluarga dengan karir ataupun pendidikan bahkan bisa menjadi inspirasi bagi banyak wanita lainnya.

Pendidikan Sebagai Investasi

Menurut Gita, pendidikan itu merupakan investasi jangka panjang yang sangat bernilai dan memberi manfaat. Tidak hanya dapat membuat pola pikir lebih terbuka tetapi juga dapat membentuk karakter dan kepribadiannya yang akan sangat bermanfaat secara jangka panjang.

“Pada akhirnya, ibu-ibu yang berpendidikan dan berkualitas ini akan bisa pula melahirkan dan mendidikan anak-anak yang juga berkualitas. Jadi ada efek bola salju yang bisa membuat perempuan tidak lagi takut untuk bermimpi. Aku pun berani bermimpi mengambil S2 karena mamaku yang juga lulusan S2,” tuturnya.

Senada disampaikan oleh Mutiara Pratiwi, Praktisi Ketenagakerjaan yang mengatakan bahwa pendidikan memadai merupakan investasi utama seorang wanita untuk bersaing di dunia usaha.

Dengan memiliki wawasan yang luas, perempuan akan berkapasitas untuk memiliki growth mindset sehingga akan semangat untuk belajar, berkembang, dan membekali diri dengan kompetensi lain sebagai modal ketika memasuki dunia kerja.

Apalagi berdasarkan studi Talent Crunch oleh Korn Ferry pada 2016, Indonesia diprediksi mengalami defisit sumber daya manusia lulusan universitas yang siap dan kompeten hingga 1,3 juta pada 2020. Jumlah tersebut semakin bertambah pada 2030 dengan defisit SDM berkualitas mencapai 3,8 juta atau 29,9% dari total angkatan kerja lulusan univeritas.

“Kondisi ini menunjukan bahwa peluang bagi para lulusan universitas sangat tinggi. Namun, lulusan yang dicari adalah yang memiliki kesiapan kompetensi. Ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagaimana kita bisa melahirkan SDM yang berkualitas,” tuturnya.

Amaryllis Esti, Head of Marketing Face Care Category PT Unilever Indonesia, Tbk mengatakan bahwa pihaknya menangkap tantangan tersebut dengan menggandeng Hoshizora Foundation membuka kesempatan pemberian beasiswa “Fair & Lovely Bintang Beasiswa” kepada 50 wanita muda berprestasi.

Para wanita muda tersebut tidak hanya mendapatkan beasiswa pendidikan saja tetapi juga berbagai program pendampingan untuk meningkatkan kompetensi yang berdaya saing sehingga dapat menjawab kebutuhan dunia kerja di masa mendatang.

“Bintang Beasiswa memiliki komitmen membantu wanita Indonesia mewujudkan impiannya mengenyam pendidikan tinggi dan bersaing di dunia kerja. Mereka berhak untuk percaya diri dan mendapatkan penghidupan yang lebih baik,” ujarnya.

Menurutnya, seorang wanita yang cerdas, percaya diri, dan memiliki pendidikan tinggi tidak hanya dapat bersaing di dunia kerja saja tetapi dapat menghasilkan dan mendidik anak-anak yang cerdas, hebat, dan berkualitas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro