Sejumlah karyawan menggunakan masker saat keluar dari gedung BRI 2, Jakarta, Kamis (23/1/2020). Menteri Kesehatan Terawan Agusputranto memastikan bahwa pasien yang diduga terjangkit virus korona atau novel coronavirus (nCov) di gedung BRI 2 hanya menderita sakit tenggorokan biasa./ANTARA FOTO-Reno Esnir
Health

Virus Corona, Indonesia Tetapkan Status Siaga

Ria Theresia Situmorang
Jumat, 24 Januari 2020 - 14:47
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia menetapkan status siaga untuk virus corona yang menjadi perhatian dunia. Perhatian ini sejalan dengan banyaknya warga Tiongkok yang berpelesiran ke Indonesia.

Bila mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada November 2019 terdapat jumlah kunjungan 147.500 kunjungan warga Tiongkok ke Indonesia atau naik dari posisi 124.800 kunjungan dari November 2018.

Direktur Medik dan Perawatan RSPI Sulianto Saroso Diany Kusumawardhani mengungkapkan bahwa status siaga sudah diberikan untuk virus corona. Dia menuturkan bahwa Kementerian Kesehatan meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap penularan virus dan kemungkinan munculnya kasus ini.

"Status siaga. Karena belum tau penyebabnya dan belum tau pengobatannya," ungkapnya di Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Kini RSPI Sulianto Saroso tengah mengisolasi satu orang pasien berwarna negara Indonesia yang memiliki riwayat perjalanan ke China yang memiliki gejala demam hingga 38 derajat dan radang tenggorokan. Kini pihak rumah sakit masih menunggu hasil laboratorium lebih lanjut.

Dokter ahli gizi Tan Shot Yen mengungkapkan bahwa virus bisa dicegah masuk ke dalam tubuh manusia bila memiliki daya tahan yang kuat. Seseorang dapat terpapar infeksi virus dari tiga aspek yakni orangnya, sumber penyakitnya dan lingkungannya.

Pertama, pencegahan dari diri sendiri. Jika orang tersebut memiliki daya tahan tubuh yang kuat, maka akan lebih sulit terkena penyakit. Selain memiliki daya tahan tubuh yang kuat, maka perilaku hidup sehat menjadi sangat penting untuk perkembangan virus.

"Kedua, jika perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dijalankan, maka kontribusi risiko turun lagi," ungkapnya kepada Bisnis.

Tan mengatakan banyak orang tidak sadar bahwa dirinya memegang peranan penting sebagai benteng terhadap penyakit. Sayangnya, bentengnya kerap mudah jebol, bahkan terbuka lebar karena perilaku hidup yang tidak tepat.

Perilaku yang dimaksud adalah ketakteraturan pola makan, tidak melakukan olahraga yang cukup. Bahkan ada juga yang olahraga tetapi tidak terkena sinar matahari, dan ini akan membuat daya tahan tubuh semakin lemah dan tubuh mudah jatuh sakit.

Aspek ketiga adalah lingkungan. Kebiasaan mencuci tangan hingga bersih, mengatur sirkulasi udara rumah dan kantor dengan membiarkan cahaya matahari masuk akan membuat perkembangan virus terbatas. Biasanya ruangan yang tidak terkena sinar matahari akan disukai oleh virus.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro