Stunting/istimewa
Health

Rendahnya Konsumsi Susu di Indonesia Jadi Penyebab Stunting

Janlika Putri Indah Sari
Rabu, 9 Juni 2021 - 19:38
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— Stunting saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia.

Stunting tidak hanya memengaruhi fisik anak, namun juga dapat berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Masalah itu tidka bisa dianggap remeh karena menyangkut kualitas SDM bangsa di masa depan.

Untuk itu, pencegahan stunting dapat dilakukan dengan menjaga kuantitas dan kualitas gizi yang dikonsumsi ibu dan anak.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Ir. Fini Murfiani menyatakan mengkonsumsi susu yang mengandung berbagai protein, vitamin, dan mineral dapat mencegah stunting.

“Baik itu susu segar maupun susu yang telah terfortifikasi, susu menjadi salah satu sumber gizi yang dapat menunjang kesehatan anak hingga dewasa. Tentunya dalam mencegah stunting,” ujarnya secara virtual pada acara Peningkatan Produksi dan Konsumsi Susu Turut Cegah Stunting, Rabu (9/6/2021).

Menurutnya, Indonesia masih memiliki banyak potensi untuk meningkatkan produksi maupun konsumsi susu nasional.

Tak hanya untuk kesehatan, susu juga berdampak positif pada perekonomian dengan mendukung peternak maupun industri susu.

Namun, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, jumlah konsumsi susu di Indonesia masih rendah. Rata-rata hanya 16,27 kg pertahun.

Angka tersebut menepati posisi teredah dari negara ASEAN lainnya seperti Malaysia (36,2/kg/kapita/tahun), Myanmar (26,7kg/kapita/tahun) dan Thailand (22,2kg/kapita/tahun).

Maka dari itu, pemerintah, akademisi, hingga sektor swasta harus bergerak bersama untuk kemajuan bangsa.

Pada acara yang sama, Medical Science Director Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi mengungkapkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya guna mendukung penyediaan serta konsumsi susu yang berkualitas untuk kebutuhan gizi ibu hamil hingga anak-anak.

“Melalui fasilitas riset bertaraf dunia, kami mengembangkan produk dengan zat gizi atau bahan yang inovatif dengan bioavalibiltas yang baik. Serta memiliki nilai gizi yang bermanfaat untuk membantu pemenuhan zat gizi ibu hamil dan anak Indonesia,” ungkapnya.

Ray menjelaskan, salah satu contoh zat gizi inovatif yang dimaksud yaitu IronC. Itu merupakan kombinasi vitamin C dan zat besi untuk membantu pemenuhan gizi zat besi pada anak.

Tak hanya itu, juga dilakukan Inovasi produk susu kebutuhan medis khusus untuk membantu pemerintah mengatasi stunting pada anak Indonesia.

“Kami juga memiliki berbagai program berkelanjutan untuk mengedukasi masyarakat mengenai praktek makan dan minum yang sehat,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro