Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO naik dalam 4 hari

JAKARTA: Harga minyak kelapa sawit naik dalam 4 hari perdagangan, mengikuti pergerakan pasar saham dan komoditas setelah penjualan ritel AS meningkat paling tinggi dalam empat bulan, mendorong optimisme bahwa permintaan untuk minyak tropis akan berkembang.

JAKARTA: Harga minyak kelapa sawit naik dalam 4 hari perdagangan, mengikuti pergerakan pasar saham dan komoditas setelah penjualan ritel AS meningkat paling tinggi dalam empat bulan, mendorong optimisme bahwa permintaan untuk minyak tropis akan berkembang.

Harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) untuk pengiriman Oktober naik 1,4% menjadi 3.058 ringgit (US$1.025) per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchange di Kuala Lumpur.

Sementara itu bursa saham Asia menguat setelah seri terpanjang kerugian mingguan sejak Juni seiring penjualan ritel AS meningkat paling tinggi dalam 4 bulan dan PDB Jepang kuartal kedua lebih bagus daripada perkiraan ekonom. Indeks MSCI Asia Pacific naik 1,4% dan Indeks Standard & Poor GSCI Spot atas 24 bahan baku naik 0,2%.

"Minyak kelapa sawit mengikuti jejak pasar ekuitas setelah rilis data ritel AS minggu lalu," kata Arhnue Tan, analis investasi senior pada ECM Libra Investment Bank, Kuala Lumpur, sebagaimana dikutip Bloomberg. "Peningkatan tajam dalam ekspor juga membantu [kenaikan] harga," katanya.

Surveyor independen Interfak mengatakan ekspor CPO malaysia naik 26% menjadi 953.852 ton dalam 15 hari pertama Agustus dari 752.047 ton pada periode yang sama pada Juli.

Menurut survei Bloomberg menunjukkan India, pembeli minyak kelapa sawit terbesar di dunia, bisa meningkatkan impor ke rekor, naik 10% menjadi sekitar 7 juta ton pada tahun pemasaran yang berakhir 31 Oktober dari tahun lalu. Hal itu karena meningkatnya pendapatan yang turut mengangkat permintaan untuk makanan olahan.

Golden Agri-Resources Ltd., perusahaan perkebunan sawit terbesar, menyatakan bahwa permintaan yang kuat di pasar negara berkembang dan semakin populernya minyak kelapa sawit di negara maju, serta terbatasnya pasokan minyak nabati lainnya akan menjaga harga pasar tetap elastis.

Pada 10 Agustus Dewan Minyak Sawit Malaysia mengatakan stok di produsen terbesar kedua itu turun menjadi 2 juta ton pada Juli dari 2,05 juta ton pada Juni. Hal tersebut lebih rendah dari perkiraan tengah dalam survei Bloomberg atas 3 analis dan 2 perusahaan perkebunan yang sebesar 2,07 juta ton. Pasokan tergelincir 0,1% menjadi 1,75 juta ton, sementara ekspor naik 9,1% menjadi 1,73 juta ton.

Adapun harga kedelai untuk pengiriman November naik 0,9% menjadi US$13,4675 per bushel di Chicago, sebelum diperdagangkan pada US$13,45. Minyak kedelai untuk pengiriman Desember naik 1,2% menjadi 55,28 sen per pon. CPO untuk pengiriman Mei naik 1,2% menjadi 8.878 yuan (US$1,389) per ton di Bursa Komoditas Dalian dan minyak kedelai untuk pengiriman bulan yang sama naik 1% menjadi 10.066 yuan per ton. (Taufikul Basari/sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hery Trianto
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper