Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA EMAS: Anjlok Rp12.000 dalam Sepekan, Saatnya Mengkoleksi

BISNIS.COM, JAKARTA—Menjelang penutupan akhir pekan ketiga di Mei 2013, harga emas terus menunjukkan tren penurunan. Artinya saat yang tepat untuk membeli emas.

BISNIS.COM, JAKARTA—Menjelang penutupan akhir pekan ketiga di Mei 2013, harga emas terus menunjukkan tren penurunan. Artinya saat yang tepat untuk membeli emas.

Berdasarkan pantauan Bisnis, pagi ini, harga emas di bursa komoditas New York acuan Comex Gold Bloomberg terus bergerak turun dibawah level US$1.400/troy ounce atau US$45,01/gram. Pada pukul 06:49:32, harga emas turun US$0,09/gram ke level US$44,79/gram.

Begitu pun harga emas PT Aneka Tambang Tbk yang pagi ini kembali turun sebesar Rp2.000 ke Rp477.600-Rp517.000. Bahkan sejak awal pekan ini, Senin (13/5/2013) hingga Kamis (16/5/2013), total penurunan harga emas mencapai Rp12.000.

Analis Multilateral/Commodity Desk PT Millennium Penata Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan momen ini tepat untuk membeli emas. Sementara itu, untuk yang sudah membeli emas dengan harga yang lebih tinggi disarankan untuk menyimpan, karena potensi penurunan indeks masih akan berlangsung.

“Beli emas karena harga fisik sudah cukup murah. Simpan lebih lama jika sudah membeli beberapa waktu lalu,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (16/5/2013).

Pada pekan ini, dia memperkirakan harga emas turun tidak sampai 2%. Namun, tren penurunan emas diprediksi masih berlanjut hingga Juni 2013. Dan emas akan kembali naik biasanya pada Juli hingga Agustus sebelum akhirnya kembali terkoreksi.

“Dari awal tahun hingga saat ini [harga emas] sudah turun sekitar 16%, [hingga] Juni kemungkinan emas akan turun sekitar 3%-5%. Untuk investasi saat ini, porsinya sebaiknya 30% emas, 20% saham, dan 50% beli dolar AS,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk pekan ini dia menyebutkan sejumlah hal yang membuat pergerakan harga emas turun a.l penguatan dolar AS hingga level 84.00 terhadap hampir semua mata uang utama dan yen Jepang, membuat pelaku pasar cenderung mengoleksi greenback (dolar AS).

“Disaat yang bersamaan aset beresiko atau saham menjadi daya tarik sementara ini menggantikan emas sejak harga emas sempat jatuh di pertengahan April lalu,” tambahnya.

Selain itu, mata uang komoditas seperti dolar Australia juga melemah. Pergerakannya identik dengan pergerakan emas dan batu bara.

Kepala Federal Reserve Ben Bernanke, lanjut dia, juga menambahkan sentimen negatif pada awal pekan ini dengan pernyataannya yang akan mempertimbangkan untuk mengakhiri lebih awal program pembelian surat utang setiap bulannya US$85miliar, atau yg umum disebut kebijakan pelonggaran (Quantitative Easing/QE).

“Rencana pengakhiran QE ini merupakan faktor negatif untuk emas. Selain itu, jika dolar AS terus menguat karena dianggap sebagai Safe Heaven, maka emas akan sulit recovery naik. Kalau saya, akan membeli emas, Juni saya beli dolar Australia, dan jual dolar AS,” tambahnya.

Adapun faktor yang diharapkan mendongkrak emas saat ini hanya dua yakni ketika permintaan emas perhiasan di dunia naik, dan ketika bank sentral negara tertentu memborong atau memperkuat cadangan emasnya. Namun, kedua hal tersebut belum terlihat. (bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper