Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EMITEN PAKAN TERNAK: Laba Bersih Tiga Pilar Tumbuh 39%

BISNIS.COM, JAKARTA—PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) sepanjang kuartal I/2013 meraih laba bersih Rp75,2 miliar, tumbuh 39,3% dari capaian periode yang sama 2012 senilai Rp53,9 miliar.

BISNIS.COM, JAKARTA—PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) sepanjang kuartal I/2013 meraih laba bersih Rp75,2 miliar, tumbuh 39,3% dari capaian periode yang sama 2012 senilai Rp53,9 miliar.

Dari laporan keuangan yang dipublikasikan Jumat (17/5/2013), laba bersih itu mendongkrak torehan laba per saham dasar dari Rp16,3 menjadi Rp22,4.

Tiga Pilar juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan 48% menjadi Rp854 miliar dari Rp577 miliar. Segmen usaha pengolahan beras berkontribusi 65,3% dengan realisasi penjualan Rp558 miliar.

Sementara itu, divisi makanan konsumsi menyumbang pendapatan Rp176,5 miliar, disusul produk mie kering dan bihun sebesar Rp125,3 miliar. Divisi perkebunan masih terhitung kecil Rp17,6 miliar, merosot 18,5% dari Rp21,6 miliar menjadi Rp17,6 miliar.

Biar kontribusinya rendah, Tiga Pilar berencana menambah cadangan lahan konsesi seluas 7.700 hektare. Perseroan telah menyiapkan dana segar Rp303 miliar.

Hingga kini, perseroan menguasai lahan konsesi perkebunan sawit seluas 12.805 hektare di Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Riau, dan Sumatera Selatan. Dari luas konsesi itu, 3.218 hektare tanaman sawit telah memasuki usia produktif, dan sisanya belum menghasilkan.

Kinerja Tiga Pilar tercatat paling tinggi di antara emiten pakan ternak lainnya. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) terhitung cukup baik dengan kenaikan laba bersih 10,1% menjadi Rp78,3 miliar dari Rp71,1 miliar.

Performa keduanya masih lebih baik ketimbang kompetitornya PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) yang menderita penurunan laba bersih 8,7% dari Rp786 miliar menjadi Rp717 miliar.

Padahal, penjualan bersih Charoen Pokphand naik 15,3% dari Rp4,8 triliun menjadi Rp5,6 triliun. Kenaikan harga bahan baku jagung dan kedelai telah memangkas margin laba usaha perseroan. Ongkos bahan baku yang digunakan naik 22,9% dari Rp3,13 triliun menjadi Rp3,85 triliun.

Menurut Reza, capaian beberapa emiten pakan ternak sangat ditentukan dari upaya perusahaan mengantisipasi terhambatnya bahan baku akibat faktor penyakit yang mengakibatkan gagal panen.

Apalagi, industri pakan ternak akan terganggu akibat pengaruh siklus musiman yang membatasi pasokan bahan baku. Emiten yang kesulitan mengamankan jaringan suplai dan distribusinya tentu sedikit terhambat memacu produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper