Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jika AS Terapkan Tarif Impor, China Berpikir Ulang Soal Perdagangan

Semua kemajuan yang telah dibuat sejauh ini dalam perbincangan perdagangan antar China dan AS tak akan bernilai apapun jika Presiden Amerika Serikat Donald Trump tetap ingin menjatuhkan tarif impor untuk Negeri Tirai Bambu.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA–Semua kemajuan yang telah dibuat sejauh ini dalam perbincangan perdagangan antar China dan AS tak akan bernilai apapun jika Presiden Amerika Serikat Donald Trump tetap ingin menjatuhkan tarif impor untuk Negeri Tirai Bambu.

“Apabila AS tetap membuat langkah perdagangan baru termasuk tarif, semua kesepakatan yang telah dibuat dalam negosiasi tidak akan berlaku,” ungkap laporan Agen berita negara China Xinhua yang meliput pertemuan negosiator China dengan delegasi dari AS yang dipimpin oleh Sekretaris Perdagangan AS Wibur Ross di Beijing, dikutip dari Bloomberg, Senin (4/6/2018).

Kedua pihak negara tersebut telah melakukan diskusi perdagangan pada sektor pertanian, energi dan sektor lainnya dengan kemajuan yang positif. Xinhua melaporkan bahwa China bersedia mengembangkan ekspornya dari AS dan negara lain dengan premis bahwa antara China dan AS keduanya tidak akan memulai perang dagang.

Delegasi AS yang terdiri dari ahli energi dan pertanian berkunjung ke Beijing selama dua hari, menyampaikan keinginan AS untuk meningkatkan ekspor gas alam dan pangan sebagai upaya untuk mengurangi defisit perdagangan barang konsumsi tahunan senilai US$375 miliar dengan China.

Saat tim delegasi AS tersebut sedang mengupayakan kesepakatan, pembicaraan tersebut ditutupi oleh ketidakpastian kebijakan AS yang ingin berbalik menaruh tarif impor logam dari sekutunya.

Dalam kunjungannya, Ross berencana membangun pernyataan bersama yang dirilis pada 19 Mei, setelah negosiasi di Washington. China berjanji untuk mengambil langkah besar untuk secara signifikan mengurangi defisit perdagangan AS, termasuk membeli produk peternakan AS dan energi, namun tidak menyebutkan jumlahnya.

Pergeseran pendirian pemerintahan Trump dengan China kemungkinan akan membuat Ross lebih sulit untuk berkonsesi dengan Beijing. Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan meneruskan rencana untuk menjatuhkan tarif senilai US$50 miliar pada impor China, 10 hari setelah kedua pihak mencapai kesepakatan pada pertemuan di Washington.

China memberikan respons dengan kecaman dan mengatakan siap melakukan pembalasan apabila tarif AS benar terwujud.

Ross di bawah tekanan anggota parlemen AS diminta untuk tetap bersikap tegas pada perusahaan pembuat alat telekomunikasi ZTE Corp. Sebelumnya, China menekan AS untuk memberikan kelonggaran pada ZTE setelah Departemen Perdagangan AS memutus kerjasama dengan pemasok AS sebagai hukuman karena diduga berbohong pada pemerintah AS terkait masalah sanksi.

Bulan lalu, Trump mengatakan akan mengizinkan ZTE untuk melanjutkan bisnisnya setelah membayar denda senilai US$1,3 miliar mengguncang manajemen ZTE dan meningkatkan keamanan ke level tertinggi.

Senator Republik Marco Rubio dan anggota parlemen lainnya dari pihak AS dan China mempertanyakan kelonggaran pada ZTE, mempermasalahkan risiko keamanan yang dialami perusahaan itu sekarang.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa dirinya ingin melihat perubahan struktural pada perekonomian China.

“Tidak hanya soal membeli lebih banyak barang, tetapi juga soal perubahan struktural di perekonomian China. Jika ada perubahan struktural yang mengizinkan perusahaan dari kedua negara untuk berkompetisi secara adil, maka perjanjiannya hanya akan membahas soal defisit perdagangan saja,” ungkap Mnuchin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper