Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Ajak Investor Beli SBN Sejak Semester Pertama 2019

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mendorong investor untuk segera memenuhi kebutuhan investasinya terhadap instrumen Surat Berharga Negara (SBN) pada semester pertama 2019, mengingat pemerintah akan kembali melakukan strategi front loading.
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman (tengah), Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting (kiri), dan Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Nufransa Wira Sakti memberikan keterangan, di Jakarta, Jumat (6/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman (tengah), Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting (kiri), dan Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Nufransa Wira Sakti memberikan keterangan, di Jakarta, Jumat (6/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA—Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mendorong investor untuk segera memenuhi kebutuhan investasinya terhadap instrumen Surat Berharga Negara (SBN) pada semester pertama 2019, mengingat pemerintah akan kembali melakukan strategi front loading.

Loto Srinaita Ginting, Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, mengatakan bahwa kebutuhan penerbitan SBN tahun depan akan mencapai Rp825,7 triliun (bruto). Sebesar Rp661 triliun akan dipenuhi dari emisi SBN domestik, sedangkan Rp165 triliun dari SBN valas.

Dari target SBN domestik senilai RP661 triliun, sebesar 74% - 76% dipenuhi dari 48 kali lelang, masing-masing 24 kali lelang SUN dan 24 kali lelang Sukuk Negara. Selebihnya, 9% -10% dari non-lelang.

Loto mengatakan, pemerintah menargetkan akan menerbitkan SBN pada semester pertama 2019 antara 50% hingga 60% dari target tersebut. Khusus untuk penerbitan SBN domestik, penerbitan di semester pertama akan mencapai 52%.

Dirinya mengajak investor untuk sesegera mungkin membeli SBN di semester pertama, sebab tidak tertutup kemungkinan kebutuhan pendanaan pemerintah dapat terpenuhi lebih cepat. Contohnya tahun ini, pemerintah akhirnya memutuskan membatalkan sisa lelang yang seharusnya digelar sejak akhir November hingga Desember.

Menurutnya, target SBN netto tahun depan adalah Rp389 triliun, tetapi ini adalah batas atas. Artinya, bila nanti realisasi kebutuhan pendanaan APBN tahun 2019 ternyata lebih kecil, pemerintah bisa mengurangi target pembiayaan. Atau, bila pemerintah bisa mendapatkan alternatif pembiayaan yang lebih murah, target penerbitan SBN bisa lebih rendah.

“Artinya, kalau kami tawarkan dari awal, belilah sejak awal, jangan tunda. Kalau kami tutup [lelang], bapak dan ibu akan kelimpungan. Jangan complain di akhir tahun. Kalau sudah perlu, beli duluan, dari pada nanti tidak kebagian,” katanya, Selasa (11/12/2018).

Hal tersebut disampaikannya dalam seminar yang diselenggarakan Pefindo di Bursa Efek Indonesia yang bertema Outlook dan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Penerbitan Surat Utang pada 2019.

Loto juga mengajak agar investor domestik semakin gencar menguasai pasar SBN tahun depan. Oleh karena itu, DJPPR akan meningkatkan juga jumlah penerbitan instrumen SBN ritel yakni dari 5 seri pada tahun ini menjadi 10 seri pada tahun depan.

“Seharusnya investor lokallah yang setia terhadap SBN karena kita mengenal negara kita, kita mengenal dana-dana yang dikeluarkan APBN kita itu untuk apa saja, kita mengenal daerah mana saja yang memerlukan pembiayaan pemerintah, sehingga kitalah yang seharusnya berperan penting dalam pembiayaan APBN kita,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper