Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MNC Sekuritas: Pasar SUN Masih Dibayangi Pelemahan

MNC Sekuritas memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) masih berpeluang untuk mengalami penurunan pada perdagangan Rabu (12/12/2018), sehingga akan mendorong kenaikan tingkat imbal hasilnya.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- MNC Sekuritas memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) masih berpeluang untuk mengalami penurunan pada perdagangan Rabu (12/12/2018), sehingga akan mendorong kenaikan tingkat imbal hasilnya. 
 
Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah masih akan menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan harga SUN di pasar sekunder. Selain itu, indikator teknikal menunjukkan bahwa harga SUN berada pada tren penurunan, sehingga akan mempengaruhi pergerakan harganya pada perdagangan hari ini. 
 
Faktor eksternal akan lebih dominan dalam mempengaruhi pergerakan harga SUN di tengah minimnya data ekonomi domestik yang akan disampaikan pada pekan ini.
 
Dia menerangkan pergerakan harga SUN yang cenderung mengalami penurunan akan mendorong terjadinya kenaikan tingkat yield
 
"Di tengah laju inflasi domestik yang terkendali, kenaikan imbal hasil SUN menjadi peluang yang menarik bagi investor jangka panjang seperti dana pensiun maupun asuransi," papar Made dalam riset harian, Rabu (12/12).
 
Beberapa seri yang direkomendasikan untuk dicermati adalah FR0053, FR0061, FR0043, FR0070, FR0056, FR0042, dan FR0058. 
 
Adapun seri yang menarik untuk diakumulasi apabila kembali mengalami penurunan pada perdagangan hari ini, di antaranya adalah FR0071, FR0073, FR0068, dan FR0072.
 
Pada perdagangan Selasa (11/12), pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung naik mendorong peningkatan yield SUN. Sementara itu, kekhawatiran investor terhadap prospek perdagangan global di tengah perang dagang antara China dan AS serta ketidakpastian politik di kawasan Uni Eropa (UE) menjadi katalis eksternal.

Pelaku pasar pun cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi, tercermin pada penurunan volume perdagangan seiring dengan tren penurunan harga yang terjadi di pasar sekunder.

Kenaikan imbal hasil yang terjadi sebesar 17 bps dengan rata-rata peningkatan 5,5 bps, di mana kenaikan cukup besar terjadi di tenor 8-20 tahun.
 
Yield SUN tenor pendek meningkat 4 bps karena harga turun sebesar 9 bps, sedangkan untuk tenor menengah terjadi peningkatan imbal hasil 5 bps yang didorong oleh koreksi harga hingga 25 bps.

Untuk SUN tenor panjang, harga turun sampai 125 bps karena imbal hasil naik 17 bps.
 
Peningkatan yield juga terjadi di seluruh SUN seri acuan. Untuk tenor 5 tahun, kenaikannya 2 bps ke level 8,077% dan untuk tenor 20 tahun peningkatannya 7 bps ke level 8,502%.

Untuk seri acuan bertenor 10 tahun dan 15 tahun, kenaikannya masing-masing 17 bps ke level 8,240% dan 8,360%.

Di sisi lain, yield SUN berdenominasi dolar AS cenderung turun seiring dengan membaiknya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS). 

Namun, penurunan imbal hasil cenderung terbatas karena pada saat yang sama yield surat utang global justru bergerak naik.

Imbal hasil INDO28 dan INDO43 mengalami penurunan kurang dari 1 bps, masing-masing ke level 4,703% dan 5,308%. Adapun imbal hasil INDO22 mengalami penurunan sebesar 2 bps ke level 4,087%.
 
Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp7,89 triliun dari 36 seri yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp3,2 triliun. 
 
Obligasi Negara seri FR0075 menjadi SUN dengan volume perdagangan terbesar, yakni Rp1,065 triliun dari 60 kali transaksi di harga rata-rata 91,33%. Diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 dengan nilai Rp1,063 triliun dari 12 kali transaksi di harga rata-rata 90,97%. 
 
Adapun Project Based Sukuk seri PBS006 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, yakni Rp40 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata-rata 101,16%. Diikuti oleh perdagangan seri PBS012 dengan nilai Rp 35,6 miliar dari 5 kali transaksi.
 
Dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp761,5 miliar dari 48 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. 
 
Obligasi II Bussan Auto Finance Tahun 2018 Seri A (BAFI02A) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, yakni Rp100 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata-rata 99,16%. Diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap I Tahun 2018 Seri A (BEXI04ACN1) senilai Rp80 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata-rata 97,75%. 
 
Sementara itu, Sukuk Ijarah I Angkasa Pura I Tahun 2016 Seri C (SIAPAI01C) menjadi sukuk korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp36 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata-rata 93,92%. Diikuti oleh perdagangan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Indonesia Eximbank I Tahap II Tahun 2018 Seri B (SMBEXI01BCN2) senilai Rp6 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata-rata 99,94%.

Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah melemah 2,16%. Kemarin, rupiah kembali ditutup melemah sebesar 54,5 pts atau 0,37% di level Rp14.607,5 per dolar AS.
 
Adapun imbal hasil surat utang global ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan, yang dipimpin oleh kenaikan imbal hasil US Treasury. Yield US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun masing-masing ditutup naik di level 2,892% dan 3,139%, di tengah optimisme pelaku pasar terhadap kesepakatan tarif antara China dengan AS.

Imbal hasil surat utang Jepang dan Singapura juga ditutup naik, masing-masing di level 0,043% dan 2,257%.
 
Sementara itu, imbal hasil surat utang Inggris dan Jerman ditutup turun, masing-masing ke level 1,189% dan 0,233%, di tengah ketidakpastian politik di kawasan UE seiring dengan tertundanya pengambilan suara terhadap rencana Brexit. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper