Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MNC Sekuritas: Harga SUN Masih Berpeluang Turun

MNC Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Selasa (15/1/2019) harga Surat Utang Negara masih berpotensi mengalami penurunan di tengah meningkatnya persepsi risiko terhadap instrumen surat utang negara - negara berkembang.

Bisnis.com, JAKARTA - MNC Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Selasa (15/1/2019) harga Surat Utang Negara masih berpotensi mengalami penurunan di tengah meningkatnya persepsi risiko terhadap instrumen surat utang negara - negara berkembang.

"Namun demikian kami melihat bahwa penurunan harga tersebut akan mulai terbatas, didukung oleh hasil positif dari lelang penjualan Surat Utang Negara," kata I Made Adi Saputra, Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas, dalam riset harian, Selasa (15/1/2019).

Made memperkirakan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Dengan masih terbukanya peluang terjadinya koreksi harga, Made sarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara dengan fokus pada seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah.

Beberapa seri yang cukup menarik untuk dicermati di antaranya adalah sebagai berikut ini: FR0053, FR0061, FR0035, FR0063, FR0070 dan FR0056.

Adapun Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang cukup menarik adalah FR0058, FR0068, FR0072 FR0075 dan FR0067.

Review (Senin, 14 Januari 2019)

Perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 14 Januari 2019 mengalami kecenderungan kenaikan di tengah aksi ambil untung pelaku pasar jelang penjualan Surat Utang Negara serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.

Kenaikan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan hari Senin, 14 Januari mencapai sebesar 8 bps, dengan rata-rata mengalami kenaikan sebesar 3 bps yang didorong oleh adanya penurunan harga hingga mencapai 60 bps.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan hingga sebesar 8 bps di tengah adanya perubahan harga yang mencapai 22 bps.

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan hingga sebesar 4 bps didorong oleh adanya penurunan harga hingga 17 bps.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan hingga sebesar 6 bps didorong oleh adanya penurunan harga yang bergerak turun dengan rata-rata penurunan harga sebesar 16 bps.

Adapun dari Surat Utang Negara seri acuan, kenaikan imbal hasil terjadi pada keseluruhan seri dengan kenaikan yang mendekati 6 bps setelah mengalami penurunan harga yang bergerak diantara 16 bps hingga 53 bps.

Seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun mengalami kenaikan imbal hasil masing - masing sebesar 4 bps di level 7,891% dan sebesar 2 bps di level 7,967%.

Sementara itu, untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan imbal hasil hingga mendekati 5 bps masing-masing berada pada level 8,347% dan 8,397%.

Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didorong oleh adanya aksi ambil untung oleh para investor di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.

Aksi ambil untung tersebut memanfaatkan momentum pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.

Di samping itu, para investor juga melihat peluang dari adanya penjualan Surat Utang Negara yang dilakukan pada hari ini, Selasa, 15 Januari 2019.

Seiring dengan pergerakan imbal hasil US Treasury yang menunjukkan penurunan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika juga menunjukkan penurunan yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara.

Imbal hasil dari INDO24 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,099% didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 2 bps.

Adapun imbal hasil dari INDO29 pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 4,411% dan imbal hasil pada INDO44 ditutup mengalami penurunan sebesar 1 bps sehingga berada pada level 5,108%.

Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin yaitu senilai Rp12,95 triliun dari 44 seri.

Surat Berharga Negara dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp2,41 triliun. Obligasi Negara seri FR0068 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,412 triliun dari 23 transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp1,43 triliun dari 18 kali transaksi.

Adapun Surat Perbendaharaan Negara Syariah seri SPNS08022019 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp250,00 miliar dari 2 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS006 senilai Rp150,00 miliar dari 4 kali transaksi.

Adapun volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan senilai Rp585,75 miliar dari 38 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap II Tahun 2018 Seri A (ADMF04ACN2) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp135,00 miliar dari 4 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Waskita Karya Tahap III Tahun 2017 Seri B (WSKT02BCN3) senilai Rp68,00 miliar dari 13 kali transaksi.

Adapun Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri A (SIBMTR01ACN1) menjadi sukuk korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp15,00 miliar dari 4 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah PLN IV Tahun 2010 Seri B (SIKPPLN03B) senilai Rp2,00 miliar dari 2 kali transaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper