Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MNC Sekuritas: Pasar SUN Masih Cenderung Bergerak Bervariasi

MNC Sekuritas memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder masih akan bergerak beragam pada perdagangan Kamis (17/1/2019), di tengah arah pergerakan nilai tukar rupiah dan respons terhadap data neraca perdagangan.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) pada Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu Loto S. Ginting memperlihatkan informasi tentang Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR005 ketika peluncuran di Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A
Direktur Surat Utang Negara (SUN) pada Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu Loto S. Ginting memperlihatkan informasi tentang Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR005 ketika peluncuran di Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA -- MNC Sekuritas memperkirakan harga Surat Utang Negara (SUN) di pasar sekunder masih akan bergerak beragam pada perdagangan Kamis (17/1/2019), di tengah arah pergerakan nilai tukar rupiah dan respons terhadap data neraca perdagangan.
 
"Dengan kondisi tersebut, kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder, di mana pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih menjadi salah satu faktor yang perlu dicermati," kata I Made Adi Saputra Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas dalam riset harian, Kamis (17/1).
 
Adapun beberapa seri yang cukup menarik untuk dicermati di antaranya seri FR0053, FR0061, FR0043, FR0063, FR0070, dan FR0056. Sementara itu, SUN tenor panjang yang cukup menarik adalah seri FR0058, FR0068, FR0072, FR0075, dan FR0067.
 
Pada perdagangan Rabu (16/1), imbal hasil SUN bergerak beragam dengan kecenderungan naik, didorong oleh pelemahan rupiah di tengah kekhawatiran investor terhadap defisit neraca dagang. 
 
Perubahan yield mencapai 6 bps, didorong perubahan harga yang menembus 53 bps. Imbal hasil SUN tenor pendek berubah 4 bps di tengah adanya perubahan harga rata-rata sebesar 3 bps. 
 
Sementara itu, SUN bertenor menengah bergerak bervariasi yaitu rata-rata 1 bps dengan adanya perubahan harga hingga 12 bps. Untuk SUN tenor panjang, perubahannya rata-rata sebesar 2 bps dengan adanya perubahan harga hingga 52 bps. 
 
Untuk SUN seri acuan, kenaikan yield didapati pada keseluruhan seri, di mana kenaikan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor 15 tahun. 
 
Para investor khawatir defisitnya neraca perdagangan Indonesia akan menyebabkan koreksi yang lebih dalam terhadap nilai tukar rupiah, sehingga menyebabkan pelaku pasar melakukan aksi wait and see
 
Seiring dengan pergerakan imbal hasil US Treasury yang menunjukkan penurunan, imbal hasil SUN berdenominasi dolar AS juga menunjukkan penurunan yang terjadi pada hampir keseluruhan seri SUN.
 
Imbal hasil INDO24 mengalami penurunan 3 bps ke level 4,064%, didorong kenaikan harga hingga 13 bps. Adapun imbal hasil INDO29 dan INDO44 ditutup turun, masing-masing sebesar 5 bps di level 4,363% dan 3 bps sebesar 5,074%. 
 
Volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan tercatat turun dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, menjadi Rp18,06 triliun dari 47 seri.
 
SBN dengan volume perdagangan terbesar adalah seri FR0070, dengan nilai Rp2,808 triliun dari 50 kali transaksi. Diikuti seri FR0073 dengan volume perdagangan sebesar Rp2,557 triliun dari 23 kali transaksi. 
 
Sementara itu, Project Based Sukuk seri PBS013 menduduki volume perdagangan Sukuk Negara tertinggi dengan volume Rp279,67 miliar dari 9 kali transaksi. Diikuti Sukuk Negara Ritel seri SR008 yang volumenya Rp268,74 miliar dari 15 kali transaksi.
 
Adapun volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp511,05 milair dari 36 seri yang diperdagangkan. 
 
Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap I Tahun 2016 Seri B (BEXI03BCN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, yakni Rp105 miliar dari 5 kali transaksi. Diikuti Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri (ADMF04CCN3) senilai Rp100 miliar dari 2 kali transaksi. 
 
Sementara itu, nilai tukar rupiah ditutup melemah sebesar 37,5 pts (0,27%) ke level Rp14.127,5 per dolar AS.
 
Di sisi lain, yield US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup melemah di level 2,724% serta untuk tenor 30 tahun terjadi koreksi ke level 3,071%. 
 
Namun, hal tersebut tidak terjadi pada pasar saham AS, di mana indeks saham utamanya mengalami penguatan hingga 15 bps ke level 7034,69 (NASDAQ) dan indeks DJIA menguat 59 bps ke level 24207,16. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper