Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC Prediksi Permintaan Minyak Dunia Tahun 2019 Melemah, Ini Faktor Pemicunya!

Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak global pada 2019 melambat di tengah kebijakan pengetatan produksi minyak dunia.
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak global pada 2019 melambat di tengah kebijakan pengetatan produksi minyak dunia.

Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammad Barkindo mengatakan mengacu pada laporan OPEC, terindikasi bahwa permintaan minyak dunia akan menurun menjadi 1,29 juta barel per hari, dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 1,5 juta barel per hari pada 2018.

"Penurunan tersebut diakibatkan oleh risiko ekonomi yang masih condong ke sisi negatif, sehingga pengetatan moneter diperkirakan akan memperlambat tren pertumbuhan ekonomi dunia, dan melukai permintaan minyak dunia," ujar Barkindo seperi dikutip dari Reuters, Jumat (18/1/2019).

Walaupun demikian, Barkindo mengatakan pihaknya optimistis permintaan tahun ini masih akan berada level sehat dan tetap bertahan sepanjang tahun di tengah posisi pasar yang sedang dalam kondisi pengetatan produksi.

Pasalnya, selama ini pasar minyak dunia berada dalam posisi kelebihan pasokan sehingga melukai harga minyak dunia yang anjlok hingga berada pada level di bawah US$50 per barel. Minyak telah turun dari US$86 per barel pada Oktober 2018 menjadi kurang dari US$50 pada Desember 2018 karena kekhawatiran atas kelebihan pasokan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan hari ini, Jumat (18/1/2019) pukul 18.26 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediete (WTI) menguat 1,36% menjadi US$52,78 per barel. Sementara harga minyak jenis Brent juga menguat 0,13% menjadi US$60,72 per barel.

“Saat ini pasar minyak bumi belum keluar dari musim dinginnya, industri minyak tidak mampu untuk kembali ke penurunan lain seperti pada penurunan pasar minyak pada 2014 hingga 2016 silam,” ujar Barkindo.

Oleh karena itu, khawatir dengan penurunan harga minyak dan meningkatnya pasokan, OPEC bersama dengan sekutunya, termasuk Rusia, mengeluarkan kebijakan pemangkasan produksi minyak hingga mencapai 1,2 juta barel per hari. 

Bahkan, OPEC telah memangkas produksi minyak secara tajam pada Desember 2018 sebelum kesepakatan baru tersebut diberlakukan pada Januari 2019.

Hal tersebut menunjukkan bahwa produsen telah membuat awal yang kuat untuk mencegah kelebihan pasokan pada 2019 karena ekonomi yang melambat sehingga membatasi permintaan.

Berdasarkan laporan OPEC, produksi minyak telah turun sebanyak 751.000 barel per hari menjadi 31,58 juta barel per hari pada Desember. Penurunan tersebut menjadi penurunan bulan ke bulan terbesar dalam hampir 2 tahun.

Barkindo mengatakan bahwa produsen telah berusaha untuk menghindari penumpukan persediaan minyak dunia industri untuk 5 tahun ke depan. Penurunan produksi tersebut akan menghindari surplus minyak dunia yang dapat melemahkan harga. 

Pemotongan pasokan adalah kebijakan yang berbalik arah setelah aliansi produsen yang dikenal sebagai OPEC+ sepakat pada Juni 2018 untuk meningkatkan pasokan di tengah tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan harga dan menutupi kekurangan pasokan akibat berhentinya permintaan minyak AS kepada Iran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper