Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Tergelincir, Rupiah Ngacir

Penurunan harga minyak ternyata memberi andil cukup besar bagi pergerakan rupiah yang berhasil berbalik positif sepanjang hari ini, selain data pelemahan sektor perumahan AS yang dirilis pada Selasa (22/1/2019) malam.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Penurunan harga minyak ternyata memberi andil cukup besar bagi pergerakan rupiah yang berhasil berbalik positif sepanjang hari ini, selain data pelemahan sektor perumahan AS yang dirilis pada Selasa (22/1/2019) malam.

Pada penutupan perdagangan, Rabu (23/1/2019), nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 32 poin atau 0,23% ke level Rp14.188 per dolar AS. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp14.169 - RP14.200 per dolar AS.

Sentimen positif lain yang mendukung rupiah bergerak naik adalah harga minyak dunia yang bergerak turun saat ini. Hal tersebut mengingat besaran impor BBM hingga kini menjadi faktor terbesar yang memperlebar defisit transaksi neraca berjalan.

Harga minyak jenis West Texas Intermediete (WTI) bergerak melemah 2,29% menjadi US$52,57 per barel, sedangkan harga minyak jenis Brent menguat 0,41% menjadi US$61,75 per barel.

Sementara itu, ketidakpastian akibat penutupan pemerintahan AS yang telah memasuki hari ke-31, dikhawatirkan dapat memangkas pertumbuhan ekonomi AS, salah satu negara ekonomi terbesar di dunia.

Sebelumnya, Bank Indonesia meyakini bahwa defisit transaksi berjalan dapat turun menjadi 2,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2019, dari kisaran di bawah 3% pada 2018.

Pada kuartal III/2018, defisit transaksi berjalan mencapai 3,37% terhadap PDB atau US$8,8 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan dengan defisit transaksi berjalan kuartal II/2018 sebesar 3,02% terhadap PDB atau US$8 miliar.

Dari data BI, defisit ini didorong oleh nilai impor yang meningkat tajam sebesar US$48,1 miliar. Ekspor juga mengalami peningkatan hingga US$47,7 miliar. Namun, peningkatan tersebut tidak dapat melampaui lonjakan impor.

Lebih lanjut, BI mencatat depresiasi dan volatilitas rupiah masih dalam kisaran yang sangat rendah sepanjang 2018. Dari catatan BI, depresiasi rupiah mencapai 6,8% dan volatilitasnya berkisar 7%-8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Gajah Kusumo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper